FIN.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa banyak hal menjadi sebuah pembahasan dan kesepakatan pada ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Bukan hanya kesepakatan terkait water management saja, ada juga kesepakaran-kesepakatan lain seperti dengan negara Afrika Selatan mengenai mengatasi persoalan blackout listrik, hingga rencana ekspor listrik Indonesia ke Papua Nugini (PNG).
Hal itu terungkap dalam doorstop Media usai konferensi pers di Media Center BNDCC 2, Kawasan Nusadua Bali, Selasa 21 Mei 2024.
Menurut Luhut, delegasi PNG akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat, untuk belajar mengenai pengolahan mineral (Smelter) di wilayah Morowali, hingga penjajakan untuk impor listrik dari Indonesia.
"Nanti dia akan berkunjung ke Indonesia, 10 hari lagi dia akan kemari, melihat downstreaming industri kita di Morowali, itu mereka ingin mengerjasamakan cooper mereka yang ada, lanjutan dari Freeport itu. Maupun dari minyak dan gas mereka, juga beberapa mineral mereka yang lain," ungkap Luhut kepada awak media.
Hal itu, kata Luhut, didasari pada sektor industri di Gresik milik Indonesia, yang dinilai cukup berhasil dan bisa dijadikan benchmark bagi PNG untuk pengembangan sumber daya mereka.
"Jadi bagaimana kita bisa ekstrak emas kita daricooper itu. Saya kira penting unruk kita kerjasama dengan PNG, karena Bapak Jokowi menyampaikan kita harus mencerna. Mereka (PNG) butuh listrik, sekarang listrik kita sudah laporkan, karena ada blackout juga listrik di daerah Mutung, Panimo, kita akan berikan berapa MegaWatt dari Jayapura ke sana. Akan kita putuskan berapa sen per kilowatt hour (harga listrik untuk PNG)," tuturnya.
Pihak PLN dan Pertamina, kata Luhut, akan mengirim tim ke PNG untuk mengetahui berapa kebutuhan energi mereka yang akan disupplay dari Indonesia.
"Akan mempelajari berapa megawatt mereka butuh dan kesiapan gas mereka, berapa sen nanti mereka (PNG) mau beli listrik kita," pungkas Luhut. (Sigit Nugroho)