FIN.CO.ID - Polisi mengungkap penyebab dan kronologi meninggalnya Putu Satria AR (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang dianiaya seniornya TRS (21).
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hadi Siagian mengatakan diduga Putu Satria meninggal karena kesulitan bernafas usai mendapat penganiayaan.
"Ya, luka lebam yang tepatnya ada di atas perut ya bagian dada, itu yang merusak jaringan paru-paru, kemudian adanya sisa makanan yang naik ke atas akibat karena penarikan pada lidah itu sehingga organ pernapasan atau oksigen tertutup, oksigen itu tidak masuk sesuai dengan biasa ya, jadi itu," katanya kepada awak media, Minggu 5 Mei 2024.
Korban diduga dipukul oleh tersangka TRS (21) beberapa kali.
"Itu kan kita pada saat pengecekan olah TKP, di hari pertama itu kita lakukan rekonstruksi, posisi (korban) sedang berdiri," tuturnya.
BACA JUGA:
- Pengacara Putu Satria Korban Kekerasan di STIP: Jangan Ada Intervensi ke Pelaku Penganiayaan
- Jasad Siswa Taruna STIP Diotopsi Terdapat Banyak Luka Akibat Dipukul Senior
"Ya kalau secara siap atau tidak kan kita, mana ada sih orang yang siap menerima pukulan kecuali bertanding, namanya orang suruh dia, dipikirnya kan enggak ya, ditanya-tanya mungkin ya, tiba-tiba ya pemukulan itu terjadi. Lima kali secara berturut-turut tanpa henti," tambahnya.
Sebelumnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas diduga alami kekerasan dari kakak tingkatnya.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gideon Arif Setyawan mengatakan korban yang belum disebut identitasnya itu diduga mengalami kekerasan.
"Dugaan ada kekerasan dari kakak tingkatnya iya," ujarnya.
Diterangkannya, pada jasad itu ditemukan ada bekas kekerasan.
"Adaa tanda kekerasan," terangnya.
Dugaan kekerasan itu diduga terjadi pagi tadi (3/5).
"Tadi pagi jam delapan," ujarnya.
Diketahui, diduga mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta ada yang tewas.