Catatan Dahlan Iskan . 12/02/2024, 06:00 WIB

Ujung Lorong

Penulis : Ari Nur Cahyo
Editor : Ari Nur Cahyo

OBROLAN DI SERAMBI MASJID (1) Panas yang menyengat membuat kami, saya dan Mas Sekcam, "awang-awangen" untuk pulang seusai Dhuhur. Kami ngobrol di serambi masjid bersama Man Sodik, marbot, dan dua anak muda yang saya suka lupa namanya -- Fandi dan Fakur. "Kayaknya pilpres lusa satu putaran atau dua putaran, Pak?," tanya Mas Sekcam. "Wah, Allah yang lebih tahu, Om," jawab saya. "Secara pribadi njenengan pilih satu atau dua putaran, Pak?" tanyanya lagi. "Ya satu putaran dong, Om, hemat anggaran. Om tahu sendiri, anggaran untuk KPPS di satu TPS saja Rp8,5 juta (Ketua KPPS Rp1,2 juta, 6 anggota KPPS masing² Rp1,1 juta, Linmas Rp700rb). Padahal seluruh Indonesia ada 820-an ribu TPS. Anggarannya hampir Rp7 triliun untuk KPPS saja. Belum untuk PPS, PPK, Panwas kel/desa, Panwas kecamatan. Belum lagi untuk 3000-an TPS di luar negeri yang honornya Rp6,5 juta untk Ketua KPPS, Rp6 juta untuk anggota, dan Rp4,5 juta untuk Linmas. Bisa belasan triliun anggaran bisa dihemat." "Kalau satu putaran berarti 02 ya, Pak?" tanya Fakur, mahasiswa UIN Walisongo semester 6. "Ya pasangan mana yang dikehendaki Gusti Allah, Mas. Bisa 02, 03, atau 01." "Kalau dua putaran, selain 02 pasangan mana yang masuk, Pak?," Fandi yang mahasiswa Politeknik Transportasi Darat ikut bertanya. "Kita tunggu saja nanti, Mas." "Menurut feeling njenengan, Pak?" kejar Mas Sekcam. "Feeling is a dangerous guide, Om." Man Sodik nyengir sambil garuk-garuk kepala.

Leong Putu

Legenda cerita jaman dahulu/ Cerita rakuat sarat akan makna/ Semoga 14 februari cepat berlalu/ Sudah gak kuat saya dibuatnya/ ... 365_mantun Februari.

Handoko Luwanto

⠀⠀⠀⠀⠀⢀⣀⣀⣀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠰⡿⠿⠛⠛⠻⠿⣷⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⣀⣄⡀⠀⠀⠀⠀⢀⣀⣀⣤⣄⣀⡀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⢸⣿⣿⣷⠀⠀⠀⠀⠛⠛⣿⣿⣿⡛⠿⠷⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠘⠿⠿⠋⠀⠀⠀⠀⠀⠀⣿⣿⣿⠇⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠈⠉⠁⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⣿⣷⣄⠀⢶⣶⣷⣶⣶⣤⣀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⣿⣿⣿⠀⠀⠀⠀⠀⠈⠙⠻⠗⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⣰⣿⣿⣿⠀⠀⠀⠀⢀⣀⣠⣤⣴⣶⡄⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⣠⣾⣿⣿⣿⣥⣶⣶⣿⣿⣿⣿⣿⠿⠿⠛⠃⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⢰⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⡄⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⢸⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⡁⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠈⢿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⠁⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠛⢿⣿⣿⣿⣿⣿⣿⡿⠟⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠉⠉⠉⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Lagarenze 1301

Seorang pesimis melihat terowongan yang gelap. Seorang optimis melihat cahaya di ujung terowongan. Seorang realis melihat kereta sedang berjalan di terowongan. Masinis kereta melihat 3 orang idiot berdiri di atas rel.

Lagarenze 1301

Masih ingat Malala Yousafzai, gadis kecil dari Lembah Swat, Pakistan, yang ditembak oleh tentara Taliban hingga koma 10 hari, dan belakangan meraih Nobel Perdamaian? Dia berkicau di X tentang hasil Pemilu Pakistan. Ia berkata, "Kita harus menerima keputusan para pemilih dengan lapang dada. Saya berharap para pejabat terpilih, baik di pemerintahan atau partai oposisi, akan memprioritaskan demokrasi dan kesejahteraan bagi rakyat Pakistan." Malala yang lahir 12 Juli 1997 menjadi simbol perjuangan perempuan untuk pendidikan dan demokrasi. Tulisannya tentang perempuan sukunya yang dikekang oleh tentara Taliban, saat dia masih berusia 15 tahun, membuat hidupnya nyaris berakhir. Pada 9 Oktober 2012, Malala ditembak di kepala dan di leher oleh kelompok bersenjata Taliban. Saat itu, dia sedang di atas bus sekolah dalam perjalanan pulang. Dia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Malala menerima Nobel Perdamaian (bersama Kailash Satyarthi) pada 10 Oktober 2014, saat dia masih berusia 17 tahun. Kini, Malala (26) sudah menyelesaikan pendidikan di Universitas Oxford Inggris dan sudah menikah.*

ikhwan guru sejarah

China sesungguhnya gak otoriter banget. Model satu partai dan meritokrasi sistemnya justru membuat China berkembang pesat. Tidak sembarang orang bisa menjadi anggota PKC dan tidak sembarang orang bisa menjadi pejabat publik. Ada ujian tertulis untuk jadi pejabat publik, dan juga akan dinilai oleh rakyat di wilayahnya bagaimana dia bekerja. Jadi ketika mereka naik jabatan sampai ke pusat pasti orang yang benar-benar teruji dan berprestasi. Lha kita... asal ada duit bisa jadi anggota legislatif dimanapun ..

Handoko Luwanto

Pilih opsi kedua. Lha, buat apa berdemokrasi jika kelaparan di mana-2 :-) Biar politik jadi urusan para elit, yg penting kesempatan berbisnis & lapangan kerja terbuka luas tak terbatas. Sperti juga "buat apa pemerataan jika rata-rata miskin kelaparan". Biar terjadi ketimpangan, yg penting lapisan terbawah terjamin kebutuhan pokok material spiritualnya. "Buat apa sibuk milih warna kucing, yg penting kucingnya bisa menangkap tikus".

Rizal Falih

Pakistan, menjadi salah satu contoh negara yang elit politiknya bertikai sendiri, dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Sehingga Pemilu yang seharusnya memberikan kepastian politik justru menambah ketidakpastian. Ditengah kondisi ekonomi Pakistan yang sedang morat-marit. Indonesia sepertinya jauh dari itu. Setidaknya sampai dengan hari ini. Meski suhu politk panas, namun tidak menimbulkan keributan yang berarti di tengah masyarakat. Kita sudah lebih dewasa, mamandang perbedaan pandangan politik. Hampir tidak ada berita gesekan yang menimbulkan korban yang berarti, selama proses kampanye berlangsung. Kebisingan dan pertikaian hanya terjadi di kolom komentar media sosial. Namun dilapangan, semua tampak akur-akur saja. Baik-baik saja. Masa kampanye justru menjadi lahan untuk mencari rezeki bagi para pelaku usaha kecil, pedagang. Mungkin juga masyarakat kecil yang bisa meraup uang dan bantuan sosial dari para calon legislatif yang menggunakan jasa mereka dalam berkampanye. Hari Sabtu kemarin adalah masa terakhir kampanye. Dua kampanye besar berlangsung di Jakarta. Sama-sama dihadiri oleh ribuan masa. Masing-masing pendukung fanatiknya. Semua berlangsung damai. Sama sekali tidak terjadi pertikaian. Saling ejek hanya ada di media sosial. Hari ini samapai dengan dua hari kedepan adalah masa tenang. Jika suasana ini bisa terus dijaga sampai dengan Pemilu berakhir. Saya optimis, Indonesia menjadi negara maju, sepertinya bukan hanya menjadi impian belaka. Maju Indonesia.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com