News

Nilai Kredibilitas Lembaga Survei dan Konsultan Politik, Denny JA: Lacak Jejak Digitalnya

fin.co.id - 07/02/2024, 15:49 WIB

Denny JA, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menyampaikan pandangan terkait perbedaan antara lembaga survei dan konsultan politik.

Lihat  angka paling ujung dalam survei LSI Denny JA, yang ada dalam berita. Prediksi: 55,9% untuk Jokowi, dan 44,1% untuk Prabowo.

Mari kita bandingkan hasil prediksi LSI Denny JA itu dengan hasil KPU, yang diumumkan lima minggu kemudian. Lima minggu!

Inilah perbandingannya. LSI Denny JA mengumumkan 55 ,9% untuk Jokowi. Hasil KPU: 55,5% untuk Jokowi. Untuk Prabowo,  LSI Denny JA umumkan 44,1%. Hasil KPU yang resmi untuk Prabowo ternyata 44,5%.

Selisihnya sangat, sangat dan sangatlah kecil sekali. Selisihnya masih dalam batas margin of error!

Sekarang kita lihat kerja LSI Denny JA untuk quick count pulpres yang sama, 2019. Datanya juga bisa dilacak di Google, lanjut Denny.

LSI Denny JA mengumumkan hasil Quick Count itu di hari pencoblosan. Itu tanggal 17 April 2019, jam 15.00 lewat 1 detik. 

Saya sendiri, Denny JA, yang mengumumkan. Mengapa saya mengumumkan pukul 15.00 lewat satu detik. Peraturan KPU hanya membolehkan lembaga survei mengumumkan quick countnya setelah jam 15.00 di hari pencoblosan.

Maka, lewat  satu detik setelah jam 15.00, saya ucapkan selamat datang kepada Presiden dan wakil presiden baru: Jokowi- Ma’ruf. Prosentase resmi dan final Quick Count LSI Denny JA diumumkan sekitar jam 18.00 di hari pencoblosan itu juga.

Lihatlah berita di ANTARA, 21 mei 2019. Ini beritanya juga bisa dilacak dari Google.

ANTARA memberitakan hasil Quick Count LSI Denny JA memiliki selisih paling kecil dengan hasil resmi KPU (lima minggu kemudian).

Selisih absolut Quick Count LSI Denny JA dengan hasil resmi KPU yang datang lima minggu kemudian hanya 0,12%. Sekali lagi hanya 0,12%. 

Sekarang kita lacak LSI Denny JA sebagai konsultan politik. Ini berita ketika LSI Denny JA menerima The Legend Award karena ikut memenangkan empat kali Pilpres berturut-turut. Yaitu dua kali ikut memenangkan SBY (2004, 2009), dan dua kali ikut memenangkan Jokowi (2014, 2019).

Memang ini belum sepenuhnya dimengerti  oleh publik luas, bahkan kalangan terpelajar sekalipun. Bahwa lembaga survei itu berbeda dengan lembaga konsultan politik, tambah Denny.

Ini perbedaannya.  Lembaga survei itu kerjanya hanyalah melaporkan opini publik. Ia hanya merekam opini publik semata. Tak kurang dan tak lebih.

Tapi konsultan politik, kerjanya menggunakan data lembaga survei untuk MENGUBAH opini publik itu, melalui program-program di lapangan.

Khanif Lutfi
Penulis
-->