News

Jumlah Anak Tewas di Tepi Barat Meningkat Dua Pekan Terakhir

fin.co.id - 29/12/2023, 17:59 WIB

Pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.

fin.co.id - Dana Anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) menyebut jika jumlah anak yang tewas di Tepi Barat dalam dua pekan terakhir jauh lebih banyak daripada angka sepanjang 2022.

"Tahun ini menjadi tahun paling mematikan bagi anak-anak dalam sejarah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, karena kekerasan akibat konflik mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," sebut Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Adele Khodr.

Sebagian wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, kini diduduki oleh Israel, dan sebagian lagi dikuasai oleh Otoritas Palestina.

Khodr menyebutkan ada 83 anak yang terbunuh dalam dua pekan terakhir di tengah meningkatnya operasi militer. Angka itu lebih dari dua kali lipat jumlah anak yang tewas tahun lalu.

Dia mengatakan lebih dari 576 anak terluka dan lainnya dikabarkan telah ditahan. Tepi Barat juga telah terdampak parah oleh pembatasan pergerakan dan akses masyarakat.

"Ketika dunia melihat situasi mengerikan di Jalur Gaza, anak-anak di Tepi Barat mengalami 'mimpi buruk' sendiri. Sayangnya, hidup dalam ketakutan dan kesedihan yang hampir terus-menerus menjadi hal biasa bagi anak-anak yang terkena dampaknya,” kata dia.

"Penderitaan anak-anak di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, jangan sampai tertutup begitu saja oleh konflik yang terjadi saat ini, (karena) hal itu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan," tambahnya.

Biden Didesak Hentikan Perang Israel 

Ribuan pegiat Amerika, dalam permohonan langsung kepada Gedung Putih, menandatangani petisi daring yang mendesak Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk segera turun tangan dan menghentikan perang Israel di Jalur Gaza.

Petisi tersebut menuntut Biden menggunakan kekuasaannya untuk menghentikan agresi Israel yang masih berlangsung di Gaza dan menyerukan pemberlakuan embargo senjata terhadap Israel yang melakukan pembantaian setiap hari selama hampir tiga bulan.

Petisi itu menekankan perintah moral untuk mencegah lebih banyak korban jiwa yang tak berdosa sekaligus menegaskan bahwa keselamatan dan nyawa warga sipil Palestina tidak boleh menjadi perhatian etis selektif atau alat tawar-menawar dalam politik elektoral.

Dalam petisi tersebut juga ditekankan pentingnya intervensi Presiden Biden untuk menghentikan perang dan mengubah sikap AS terhadap serangan ini.

Mengingat sudah 21.000 lebih warga Palestina tewas akibat agresi Israel, petisi itu memperingatkan bahwa dengan tidak menghentikan penembakan dan menerapkan embargo senjata, akan lebih banyak lagi warga Palestina yang terbunuh setiap hari

Khanif Lutfi
Penulis
-->