Perang ini dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang disebut sebagai Operasi Badai Al-Aqsa.
Serangan ini meluncurkan 5.000 roket dan senjata ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Serangan ini merupakan respons Hamas atas kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina dan situs-situs suci mereka, seperti Al-Aqsa.
Serangan ini juga merupakan intifadah Palestina yang ketiga dan serangan paling mematikan sejak Perang Yom Kippur tahun 1973 .
Israel tidak tinggal diam dan membalas serangan Hamas pada 8 Oktober 2023, yang disebut sebagai Operasi Pedang Besi.
Balasan ini membombardir wilayah Palestina di Jalur Gaza.
Balasan ini merupakan deklarasi perang Israel terhadap Hamas dan upaya Israel untuk menghancurkan infrastruktur dan kemampuan militer Hamas.
Balasan ini juga menyebabkan banyak korban jiwa dan penderitaan di kalangan warga sipil Palestina .
Namun, serangan dan balasan ini hanyalah puncak gunung es dari konflik yang lebih dalam dan bersejarah antara Israel dan Palestina.
Konflik ini bermula sejak 1948, ketika Israel didirikan sebagai negara Yahudi di tanah yang juga dianggap sebagai tanah air oleh bangsa Palestina.
Konflik ini telah menimbulkan banyak perang, intifadah, serangan teror, dan negosiasi damai yang gagal.
Konflik ini juga melibatkan klaim atas tanah, pengungsi, pemukiman, status Yerusalem, dan hak-hak nasional.
Salah satu faktor yang memperburuk konflik ini adalah blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak 2007.
Blokade ini membatasi akses bantuan kemanusiaan, sumber daya, dan pergerakan orang-orang di wilayah tersebut.
Blokade ini merupakan bentuk hukuman kolektif Israel terhadap rakyat Palestina atas kemenangan Hamas dalam pemilihan umum tahun 2006.