“Saya berharap bahwa HSBC bisa terus memfasilitasi para pengusaha termasuk Small and Medium Enterprises karena itu menjadi yang terpenting untuk employment. Kedua, membawa lebih banyak lagi investor ke Indonesia karena investor atau investasi adalah meng-create jobs, dan jobs itu adalah salah satu yang paling penting yang diperlukan agar ekonomi dapat tumbuh dan secara politik akan stabil,” tutur Menko Airlangga.
Menanggapi pertanyaan dalam sesi doorstop terkait menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat saat ini, Menko Airlangga mengajak masyarakat untuk terus menjaga fundamental perekonomian Indonesia.
“Isunya US Dollar kuat terhadap berbagai currency termasuk Jepang. Jadi kita tenang-tenang saja, yang penting kita jaga fundamental kita dengan baik," ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mengungkapkan ke awak media bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan, Indonesia sendiri membutuhkan kenaikan kontribusi industri dari 18% ke 25% sehingga Revolusi Industri ke-4 menjadi penting.
Indonesia juga terus mendorong supply chain dan implementasi Devisa Hasil Ekspor agar buffer perekonomian Indonesia menjadi lebih kuat.
“Kalau Indonesia dan ASEAN kan salah satu regional yang dalam 20 tahun terakhir stabil. Dan Indonesia optimis karena stability harus bergeser epicentrum-nya ke Indo-pasifik atau ke ASEAN,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya yakni Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono, Sekretaris Menteri PPN Taufik Hanafi, CEO PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt, serta sejumlah perwakilan dari BKPM, World Bank, KADIN, dan PLN.