Dalam situasi seperti itu, lanjutnya, para menteri lainnya melerai. Alifurrahman menyatakan situasi dalam ruang rapat kabinet sudah agak chaos.
"Karena wakil menterinya sudah ketakutan. Karena dipegang nih. Kemudian coba dilerai oleh para menteri dan staf yang hadir di rapat tersebut," terang Alifurrahman.
Wakil menteri tersebut, menurut Alifurrahman, hingga kini masih tidak terima setelah diduga ditampar dan dicekik oleh capres tadi.
Alifurrahman menegaskan dirinya mendapat informasi terkait cerita itu sekitar minggu lalu. Info tersebut bersumber dari salah seorang staf yang hadir dalam rapat kabinet.
BACA JUGA:
- Resmi, Partai Demokrat Dukung Prabowo Subianto Sebagai Capres di Pilpres 2024
- Mahfud MD Setuju Jadwal Pendafataran Capres Cawapres Maju 10-16 Oktober 2023
"Dia (informan) bilang jangan keluar dulu. Karena ini menjadi suatu cerita yang mungkin nanti akan diceritakan oleh orang lain. Atau menjadi suatu sejarah terkait rapat kabinet dimana ada seorang menteri mencekik wakil menteri," paparnya.
"Ini menjadi satu sejarah hitam di rapat kabinet. Waktu itu informan saya bilang begitu. Tapi sekarang ini cerita itu jadi beredar di WhatsApp Grup. Tampaknya ini hanya soal waktu saja. Kapan cerita ini akan diklarifikasi atau dibenarkan oleh berbagai pihak," terang Alifurrahman.
Karena, kata Alifurrahman, orang-orang yang menyaksikan kejadian ini banyak. Seperti beberapa menteri dan staf. Sehingga mereka punya cerita dan sudut pandang masing-masing.
"Kabarnya, setelah kejadian itu para menteri agak ketakutan. Karena para menteri itu kan bukan orang-orang preman yang terbiasa dengan pencekikan atau penamparan. Mereka orang-orang terdidik yang mungkin jauh dari situasi semacam itu," urai ," Alifurrahman.
Namun, tiba-tiba dalam sebuah rapat yang semestinya aman dan kondusif, terjadi dugaan penamparan dan pencekikan di depan mata para menteri dan staf.
"Hal itu yang membuat beberapa menteri agak trauma. Sehingga cerita ini menjadi aib dari sidang kabinet. Meskipun pada akhirnya cerita penamparan dan pencekikan ini akhirnya sampai kepada presiden," tukas Alifurrahman.
"Dan presiden menurut informasi yang saya dapatkan, agak kaget dengan situasi seperti itu. Karena nggak sempat terpikir sebelumnya kalau di level nasional, di level menteri dan wakil menteri terjadi cekcok atau terjadi penamparan dan pencekikan seperti ini," sambung Alifurrahman.
Pada level kabupaten atau gubernur (provinsi), kata Alifurrahman, situasi seperti itu hampir tidak pernah terjadi.
"Dari cerita yang beredar di grup WhatsApp, saya meyakini bahwa nantinya itu lebih detail dari sekedar pertanyaan benar tidaknya terjadi pencekikan dan penamparan seperti itu," lanjutnya.
Alifurrahman pun membeberkan kronologis terjadinya dugaan penamparan dan pencekikan Capres kepada Wamen di ruang rapat kabinet.