BACA JUGA:
Ridwan Kamil Bisa Naikkan Elektabilitas Ganjar Pranowo, Pengamat: Iya Banget
Praktis PDIP dan Gerindra kini menjadi poros utama yang berpeluang membentuk poros koalisi yang saling berhadapan pada Pilpres 2024.
Kini Ganjar didukung oleh koalisi yang terdiri atas PDIP dan PPP serta sejumlah partai non-parlemen, yakni Perindo dan Hanura.
Sedangkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo beranggota Gerindra, Golkar, dan PAN, serta sisanya juga partai-partai baru dan non-parlemen.
Di kubu Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan terjadi perpecahan karena Partai Demokrat keluar setelah memprotes masuknya PKB dan dipilihnya Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres pendamping Anies.
"Sejak deklarasi Anies oleh Nasdem pada tahun lalu, Demokrat bersikeras mengajukan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, dengan harapan bisa mendapatkan coattail effect dari pilpres," tuturnya.
Keputusan Demokrat hengkang dari koalisi menyisakan pilihan untuk bergabung dengan kubu Prabowo atau Ganjar.
"Ketatnya persaingan bursa cawapres pada kedua kubu membuat Demokrat tampak tidak lagi ngotot menawarkan AHY sebagai cawapres, lanjut Prijo.
Tanpa figur AHY sebagai sosok cawapres, Demokrat harus berjibaku untuk mempertahankan perolehan suaranya pada pemilu mendatang.
Prijo menambahkan elektabilitas partai-partai di luar poros PDIP dan Gerindra cenderung stabil, tetapi memasuki musim kampanye bisa terjadi dinamika.
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1-7 September 2023, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil lengkap elektabilitas partai-partai politik Pemilu 2024:
- PDIP 17,4 persen
- Gerindra 17,0 persen
- Golkar 8,1 persen
- PKB 7,6 persen
- Demokrat 6,3 persen
- PSI 6,0 persen
- PKS 4,2 persen
- PAN 2,7 persen
- PPP 2,5 persen
- Nasdem 2,4 persen
- Perindo 1,8 persen
- Gelora 1,0 persen
- PBB 0,8 persen
- Ummat 0,6 persen
- Hanura 0,2 persen
- PKN 0,1 persen
- Garuda 0,0 persen
- Buruh 0,0 persen
- Tidak tahu/tidak menjawab 21,3 persen