Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merespon pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menganggap Pemerintah sedang berupaya menjegal Anies Baswedan sebagi Capres 2024.
Salah satu upaya pemerintah yang dianggap menjegal Anies Baswedan adalah dengan adanya Peninjauan Kembali atau PK yang diajukan Kepala Kantor Staf Kpresidenan (KSP) Moeldoko di Mahkama Agung (MA).
Jokowi sebagai atasan Moeldoko, dianggap membiarkan bawahanya membegal Partai Demokrat yang merupakan salah satu partai pendukung Anies Baswedan dalam koalisi Perubahan bersama PKS dan NasDem.
"Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu, saya jamin kalau itu. Saya kan perwira, kalau itu saya jamin enggak ada, jadi enggak usah bikin bicara-bicara, kampungan itu menurut saya," tegas Luhut Binsar Pandjaitan dikutip dalam program Rosi di Kompas TV, dilansir Sabtu, 23 Juli 2023.
BACA JUGA:
- Luhut Respons IMF Minta Indonesia Hapus Kebijakan Larangan Ekspor Nikel
- Tegas! Luhut Minta Pengusaha Sawit Lapor Kondisi Lahan dan Bukti Izin Usaha
Luhut pun mengaku heran kenapa Jokowi dikaitkan dengan upaya Moeldoko mengambil alih kedaulatan Demokrat.
"Beliau itu tidak pernah mau mencampuri masalah hukum atau menjegal orang tadi seperti dibilang si Agus tadi, mau dijegal partainya. Enggak ada itu sama sekali," ujar Luhut.
Tanggapan AHY:
AHY merespon pernyataan Luhut yanh nenyebutnya kampungan. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengaku menghormati Luhut sebagai seniornya di militer.
"Saya menghormati. Pak Luhut itu adalah senior saya. Saya menghormati beliau punya pandangan seperti itu. Yang jelas saya sendiri juga terus berdialog dengan berbagai kalangan masyarakat," tutur AHY kepada wartawan, Sabtu 21 Juli 2023.
BACA JUGA:
- Lima Bacawapres Ganjar Pranowo Mengerucut, Ada Nama AHY Demokrat
- Ternyata Ini Tujuan Sekjen Gerindra Datangi DPP Demokrat
AHY menilai, ada upaya-upaya dari pihak tertentu yang tidak menginginkan adanya koalisi perubahan.
"Kita tahu juga ada upaya-upaya yang memang tidak ingin koalisi perubahan ini terjadi. Jadi kita hanya menyampaikan, kita tahu politik memang seperti ini," katanya.
AHY mengatakan dirinya sengaja menyampaikan secara terbuka kepada publik dengan harapan dugaan tersebut tidak benar-benar terjadi.
"Kalau politik apalagi pemilu itu diatur, yang boleh maju hanya A, B, kemudian yang tidak diinginkan oleh penguasa kalau bisa jangan terjadi, rasanya enggak sehat," jelasnya.
Lebih lanjut, AHY menilai pernyataan Luhut itu juga sebagai bentuk kebebasan berpendapat. Karenanya, ia berharap pemerintah dapat bersikap terbuka terhadap masukan ataupun kritik yang disampaikan oleh siapa saja.