Catatan Dahlan Iskan . 24/07/2023, 06:00 WIB

Berlian Panas

Penulis : Admin
Editor : Admin

Pertamina sebagai pemilik lokasi panas bumi, harus menjual panas itu semahal-mahalnya. Agar Pertamina untung besar.

PLN harus beli panas itu semurah-murahnya. Agar PLN tidak rugi. 

Begitulah bertahun-tahun.

Yang lebih rugi akhirnya Indonesia. Geothermal milik Pertamina itu tidak bisa segera berproduksi. Kalau tidak salah itu menyangkut 9 lokasi. Atau 12.

Listrik geothermal itu murah. Bersih. Green.

Bisa berproduksi siang malam, 24/7 atau 360/1. Selama panasnya masih ada.

Puluhan tahun.

Hari itu saya berkantor di Pertamina. Pinjam salah satu ruang di situ. Sambil menunggu dua Dirut tersebut bersepakat soal harga. Saya hanya memberi kata pengantar singkat: perlunya segera ada kesepakatan.  Selebihnya terserah mereka. Yang penting jangan ada yang terluka. 

"Tidak ada yang membawa pisau kan?" tanya saya sambil bergurau. Lalu menutup pintu.

Belum sampai lima jam, keduanya sudah mencapai kata sepakat. Kini, tentu, semua geothermal di 9  lokasi itu sudah jadi. Buktinya Indonesia sudah bisa menjadi nomor dua dunia. Atau belum.

Indonesia memang punya potensi geothermal terbesar di dunia. Ada angka yang menyebut 16.000 MW. Tapi saya ragu itu. Mungkin  10.000 MW. Tidak semua yang dibilang mengandung panas bumi benar-benar bisa mendapatkan panas. Kadang sudah telanjur mengebor sumur dengan biaya Rp 70 miliar yang didapat pepesan kosong.

Jenis panas bumi yang dimiliki Indonesia tidak sama dengan yang lagi kita bicarakan. Geothermal kita hanyalah yang dari perut gunung berapi. Sumber panasnya tidak terlalu jauh di dalam bumi. Dengan mengebor 1,5 km sudah menemukan panas yang dicari.

Tidak semua negara punya keberuntungan seperti Indonesia.

Itu dulu.

Dengan keberhasilan uji coba di Amerika bulan lalu, semua negara punya panas bumi. Termasuk Indonesia. Hanya saja, itu tadi, ngebor sumurnya harus lebih dalam. Perlu biaya lebih besar. Perlu alat bor yang kebandelannya melebihi kepala batu. Tidak bisa lagi hanya dengan seorang Inul Daratista. Mata bornya harus terbuat dari diamond. Berlian. Lebih keras dari batu. Itu sudah biasa di dunia geologi. Berlian tidak hanya untuk perhiasan. Diamond justru untuk menembus batu keras di kedalaman 15 km di perut bumi.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com