Di Amerika Serikat, rokok elektrik mulai masuk ke pasaran pada pertengahan 2000-an.
Per 2014, sekitar 90 persen dari seluruh produksi rokok elektrik di dunia berasal dari Tiongkok.
Pada 2020, diperkirakan sedikitnya ada 68,1 juta orang yang menggunakan rokok elektrik di seluruh dunia.
Pengetahuan dan penggunaan rokok elektrik meningkat drastis dalam dekade terakhir, terutama pada usia muda dan perempuan di negara maju.
BACA JUGA:
- Ide OOTD Cewek Bumi, Bikin Tampilan Lebih Menarik dan Elegan
- Begini Cara Dapatkan Pulsa Gratis Telkomsel
Penggunaan rokok elektrik di Amerika Serikat dan Eropa lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain, setelah Tiongkok yang memiliki angka pengguna rokok elektrik tertinggi.
Saat ini, Indonesia sudah memberlakukan pajak pada penjualan rokok elektrik sejak Oktober 2018.
Aturan yang mengatur terkait standardisasi produksi rokok elektrik di Indonesia pun masih dalam proses pembuatan.
Prinsip kerja rokok elektrik sama dengan rokok biasa, tetapi berbeda pada komponennya.
BACA JUGA:
- Mudik Gratis 2023 Indomaret, Link Cara Daftar dan Persyaratan
- Daftar Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis yang Wajib Kamu Coba, Cocok Banget Buat yang Suka Baca Berita
Rokok elektrik, seperti rokok biasa, sama-sama menghasilkan asap aerosol ketika dipanaskan yang akan diisap oleh perokok.
Perbedaannya, asap dari rokok elektrik dihasilkan oleh pemanasan e-liquid dengan baterai, sedangkan asap dari rokok biasa dihasilkan oleh pembakaran tembakau dengan api.
Sebuah rokok elektrik tersusun atas baterai, atomizer, e-liquid, dan cartridge.
Atomizer adalah elemen penghangat yang akan memanaskan e-liquid yang diberi daya oleh baterai.
BACA JUGA: