Science . 23/03/2023, 20:59 WIB

Chat GPT atau Artificial Intelligence Punya Banyak Kelemahan, Ia Tak Memiliki Hati

Penulis : Admin
Editor : Admin

Para profesional yang merasa insecure karena makin pintarnya AI, cukup membangun keyakinan bahwa teknologi adalah buatan manusia yang tidak akan melampaui kecanggihan pembuatnya.

Adapun manusia adalah ciptaan Tuhan yang sudah dilengkapi dengan software (hati - otak - jiwa) paling canggih dibanding makhluk lain, apalagi teknologi yang “hanya” buatan manusia dan baru memiliki “otak”.

Kendati demikian, jangan hanya berpangku tangan dengan bermodal keyakinan tersebut. Bila para pekerja dan profesional berdiam diri dalam kapasitas dan kompetensi yang tidak berkembang, sudah barang tentu bakal tergilas oleh zaman dengan teknologi yang menyertainya.

BACA JUGA: Pertama di Dunia! Chat GPT Open AI Jadi CEO di Perusahaan India, Ini Tugas dan Tanggung Jawabnya

SDM baru akan aman ketika mereka terus melakukan updating dan upgrading kemampuan dan keahlian sehingga menguasai teknologi yang terus berkembang melesat cepat.

AI Belum Ada Rasa

Teknologi AI yang juga merambah ke sektor dunia hiburan, tak urung menjadi perhatian bagi Airil Nur Abadiansyah.

Musikus yang tergabung dalam grup Efek Rumah Kaca dan Pandai Besi ini berpandangan, bagaimanapun canggihnya AI, sejauh ini belum mampu menghasilkan karya yang sadar nilai.

“Teknologi AI tidak memiliki jiwa dan rasa, hal itu berkebalikan dengan manusia,” Airil berkeyakinan.

Dengan berpegangan pada keyakinan itu, ia menilai bahwa karya yang bersifat “manusia” masih memiliki keunggulan dan kesadaran akan nilai-nilai. Namun, melihat perkembangan teknologi yang amat ‘gila’, menurut dia, bukan tidak mungkin kelak ada suntikan rasa untuk AI.

BACA JUGA: Chat GPT Open AI vs Bard Google AI, Ini Perbedaan dan Keunggulannya

Pria yang karib disapa Poppie Airil itu  mempersilakan para penikmat seni untuk menjadi penyaring dengan adanya batasan rasa dan nilai tadi.

Apakah AI menjadi ancaman atau tidak bagi seniman, sepertinya “masih di wilayah abu-abu karena saat ini belum bersinggungan secara langsung.”

Pandangan itu tidak berbeda dengan yang diutarakan pelaku industri perfilman. Karena Ifa Isfansyah juga belum merasa bahwa AI merupakan ancaman bagi orang-orang yang terjun dalam industri hiburan, khususnya perfilman.

Ketua Indonesian Film Directors Club (IFDC) itu mengaku belum mengikuti perkembangan teknologi AI secara mendetail, namun sejauh yang ia lihat “belum ada kecenderungan AI menjadi ancaman bagi industri perfilman.”

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com