Nasional . 05/02/2023, 07:40 WIB
JAKARTA, FIN.CO.ID - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto bilang kultur militerisik masih melekat pada Polri kala soroti Arif Rachman di kasus Ferdy Sambo.
Bambang Rukminto menanggapi nota pembelaan Arif Rachman yang mengungkap budaya organisasi Polri mengakar pada rantai komando.
Sehingga ISESS merasa hal itu merupakan bagian dari budaya militeristik yang masih melekat di institusi sipil tersebut.
Bambang Rukminto mengatakan apa yang disampaikan oleh Arif Rachman dalam nota pembelaannya jamak terjadi.
BACA JUGA: Catat, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Divonis 13 Februari
BACA JUGA:Vonis Ferdy Sambo 13 Februari, Mahfud MD: Dijamin Adil, Saya Tahu Hakimnya, Tak Akan Terpengaruh
Perintah atasan, lanjut pengamat kepolisian itu, seolah menjadi harga mati yang harus dilakukan tanpa ada pertimbangan logis.
"Artinya kultur militeristik masih melekat di institusi sipil ini," kata Bambang saat dihubungi Antara di Jakarta, 4 Februari 2023.
"Hubungan komando masih menjadi kebiasaan padahal, sebagai lembaga sipil, ketaatan hanya pada aturan atau SOP bukan hanya pada perintah lisan atasan," tambahnya.
Bambang Rukminto menyebutkan, meski secara kelembagaan organisasi Polri telah dipisahkan dari TNI sejak 1998, namun budaya militer TNI masih melekat sampai sekarang di kepolisian.
BACA JUGA: Pengacara Ferdy Sambo Sebut Tuduhan Jaksa Penuntut Umum Halu
Bambang Rukminto menilai reformasi Polri tidak pernah berjalan dengan benar, oleh karena itu budaya militeristik masih terjadi sampai sekarang.
Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto.-Screenshot YouTube/Refly Harun-
"Formasinya masih sama, format aturannya masih militeristik, akibatnya kulturpun masih militeristik," ucap Bambang.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com