News . 29/01/2023, 18:42 WIB
Menurut Eko Kusratmoko, ahli geografi dan keteknikan dari Universitas Indonesia, semestinya jarak sepuluh meter dari pinggiran Ciliwung tidak dibolehkan untuk bangunan.
Mengingat, kemiringan kali berisiko besar terjadinya longsor.
Satu perihal yang perlu dimengerti ialah mayoritas daerah Jakarta sebagai tempat basah berbentuk rawa, yang dialihfungsikan jadi perumahan dan perkantoran.
BACA JUGA: Jual Baju Nyambil Jualan Sabu Sabu, Alasan Pedagang di Banten Ini: Sepi Pembeli
Peranan khusus rawa ialah pengendali dan penyimpan air, bukan sebagai daerah serapan.
Sungai meluap yang mengakibatkan banjir ialah satu proses alami siklus ekologi pada sungai.
Ini terjadi saat Jakarta alami banjir semenjak zaman Batavia dahulu.
Masalah sekarang ini ialah banjir makin sering terjadi dengan daya rusak semakin besar.
BACA JUGA: Awas Modus Pencurian Data Lewat Undangan Pernikahan Palsu
Tiap 11 November diperingati sebagai Hari Ciliwung yang sudah diadakan semenjak tahun 2012.
Diputuskannya Hari Ciliwung itu berdasar penemuan dua ekor bulus atau sejenis kura-kura, pada 11 November 2011, yang memperlihatkan eksistensi hewan epidemik di Ciliwung harus dijaga habitat dan kehidupannya.
Tanggal 11 November sebagai peristiwa kepedulian kita bersama, untuk selalu jaga sekalian membebaskan Ciliwung dari semua masalah.
Ciliwung sebagai sungai bersih, berguna sekaligus tingkatkan kualitas kehidupan warga, dan tidak mendatangkan banjir harus direalisasikan.
BACA JUGA: Terkendala Komponen, Tesla Cybertruck Mundur Produksi
Cara pembaruan yang perlu dilaksanakan itu, tidak bergelut pada istilah normalisasi atau naturalisasi Ciliwung.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com