Indonesia dan Swedia Sepakat Bersinergi, Manfaatkan Keketuaan ASEAN dan Presidensi Uni Eropa 2023

fin.co.id - 15/12/2022, 07:08 WIB

Indonesia dan Swedia Sepakat Bersinergi, Manfaatkan Keketuaan ASEAN dan Presidensi Uni Eropa 2023

Menko Airlangga di Brussels, Foto: ekon.go.id

BRUSSELS, FIN.CO.ID - Kesepakatan untuk memanfaatkan Keketuaan kedua negara di kedua Kawasan, menjadi salah satu butir utama pembahasan antara State Secretary for Foreign Trade Kementerian Luar Negeri Swedia, H.E. Mr. Håkan Jevrell, dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di sela – sela rangkaian acara KTT Peringatan ASEAN – EU.

“Kedua pihak tentunya ingin melakukan langkah sinergi yang strategis, memanfaatkan peran penting Indonesia dan Swedia yang memegang Keketuaan (Chairmanship) di kawasan masing-masing pada tahun 2023 mendatang,” kata Menko Airlangga.

Salah satu isu yang didiskusikan adalah terkait peningkatan kerja sama bidang ekonomi antara Indonesia dan Swedia.

BACA JUGA: Federation of European Sporting Goods Bertemu Menko Airlangga, Berharap Selesaikan Perundingan IEU-CEPA

Per bulan Oktober 2022, nilai total perdagangan bilateral meningkat sebesar 13,2% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Hal ini menggambarkan besarnya kesempatan untuk meningkatkan kerja sama bilateral guna semakin menyeimbangkan dan menguntungkan kedua pihak,” tukas Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Swedia mendukung percepatan penyelesaian perundingan Indonesia – EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sesegera mungkin.

Indonesia meyakini bahwa perjanjian perdagangan tersebut dapat menjadi pendorong yang kuat untuk upaya peningkatan kerja sama bidang ekonomi, perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Uni Eropa.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Mempersiapkan ASEAN untuk Lebih Maju

Indonesia mencatat bahwa Swedia merupakan investor terbesar di Indonesia untuk negara di kawasan Nordik.

Kerja sama investasi kedua pihak terus meningkat dengan signifikan, termasuk di sektor manufaktur, di mana terdapat relokasi Pusat Manufaktur SKF dari Tiongkok ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD 70 juta.

“Di lain sisi, Indonesia juga mencatat realisasi investasi dari Swedia yaitu proyek pembangunan ramah lingkungan dari OurEcolution untuk membangun fasilitas rendah karbon di Nusa Tenggara Barat dengan nilai sebesar USD 5,3 juta,” kata Menko Airlangga.

Menko Airlangga mencatat sudah terdapat perusahaan manufaktur SKF yang merupakan investor utama Swedia di Indonesia.

Lebih lanjut, Indonesia juga mengundang perusahaan Swedia lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara yang fokus pada konsep smart city dan mengedepankan aspek keberlanjutan.

“Indonesia juga mendorong Swedia untuk bekerjasama dalam upaya pengurangan emisi melalui pemanfaatan energi terbarukan, misalnya melalui proyek pengembangan green hydrogen dan green ammonia.”

Admin
Penulis