News

KPU Disebut Rela Korbankan Rakyat Demi Partai Alternatif

fin.co.id - 09/12/2022, 23:59 WIB

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)

JAKARTA, FIN.CO.ID - KPU Dinilai takut membuka secara transparansi sistem informasi partai politik (SIPOL).

Demikian ditegaskan mantan Politisi Gerindra Arief Poyuono, Jumat, 9 Desember 2022.  

Dia menyebut, ada tekanan yang kuat dan menakutkan bagi KPU.  

BACA JUGA: 20 Warga Jakarta Kena Sanksi Akibat Buang Sampah Sembarangan, Ini Besaran Uang Dendanya

Menurut dia, tekanan dan ketakutan ini akan membahayakan proses pemilu.

Bahkan akan mengancam stabilitas negara dan proses politik pada masa depan. 

"Saatnya proses pemilu dihentikan sampai terbentuk KPU yang independen dan kredibel," ujar Arief Poyuono. 

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menyoroti kehadiran Partai Prima yang melakukan aksi demonstrasi di depan kantor KPU. 

BACA JUGA: Protes PBB terhadap KUHP Baru, Politisi: Harus Menghormati Indonesia

"Siapa yang menekan KPU? Pada tahap yang paling awal ialah kehadiran Partai Prima memang mengancam suara pemilih partai-partai besar yang mengeklaim nasionalisme, gagal membuktikan komitmennya," lanjut dia. 

"Partai Prima ditakuti akan menggerus suara rakyat dalam legislatif, apalagi rakyat berkali-kali dibuat kecewa oleh wakil-wakilnya di DPR," tutur Arief. 

Ketua umum FSP BUMN Bersatu itu juga menyebutkan, ketakutan KPU menunjukkan lembaga penyelenggara pemilu sudah tidak independen sejak awal.

Termasuk rela mengorbankan rakyat yang mencari partai alternatif.

BACA JUGA: Ledakan Tambang Batu Bara Sawahlunto, Kapolda Singgung Jika PT Nusa Alam Lestari

"Bagaimana rakyat bisa percaya pada lembaga penyelenggara pemilu kalau sejak awal sudah ketakutan dan tidak jujur. KPU sudah tidak kredibel dan tidak independen dalam proses pemilu berikutnya," tegas dia.

Admin
Penulis
-->