JAKARTA, FIN.CO.ID - Kinerja perekonomian Indonesia terus menguat dan pada triwulan III-2022 mampu mencapai 5,72% (yoy) dimana sektor manufaktur memberikan sumbangsih sebesar 16,10% (yoy), naik dibanding triwulan II-2022 yang sebesar 16,01% (yoy).
Kinerja baik sektor manufaktur merupakan peluang untuk melanjutkan agenda pembangunan kawasan strategis ekonomi secara lebih inklusif dan berkelanjutan.
Secara spasial, selama triwulan III-2022 struktur perekonomian Indonesia masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,30%.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Sektor Otomotif Dukung Era Elektrifikasi, Masa Depan Sistem Transportasi Indonesia
Oleh karena itu, Pemerintah terus mengintensifkan pembangunan kawasan strategis ekonomi guna mengatasi ketimpangan wilayah diantaranya melalui pembangunan 131 Kawasan Industri, 18 Kawasan Ekonomi Khusus, 4 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, dan 10 Kawasan Destinasi Pariwisata Prioritas.
Pemerintah mengupayakan pemerataan pembangunan industri dengan mengakselerasi pembangunan kawasan industri, melalui fasilitasi pengembangan 27 kawasan industri yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 dan 17 Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam acara Bincang Buku “Kawasan Ekonomi: Keberadaan, Peluang dan Tantangan” pada Selasa (22/11), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual mengatakan bahwa terdapat tiga isu terkini yang tengah berkembang di dunia.
Isu ini kata menko Airlangga, menjadi peluang pembangunan di kawasan strategis ekonomi Indonesia yakni green industry, smart industry, dan halal industry.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Memegang Posisi Sangat Strategis
“Pertama terkait green industry yang menuntut industri untuk melakukan konsep industri yang ramah lingkungan melalui pembangunan Eco Industrial Park," kata Menko Airlangga.
"Konsep ini merupakan bentuk pengembangan kawasan industri generasi ketiga yang dilengkapi dengan infrastruktur memadai dan terpadu untuk efisiensi energi, efisiensi pengelolaan sumber daya air, optimalisasi pengelolaan aliran bahan dan buangan ke lingkungan, serta integrasi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan".
Terkait dengan smart industry, sektor industri dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0.
Kawasan industri didorong untuk membangun infrastruktur digital serta mentransformasi digital pengelolaan kawasan industri sehingga dapat mempermudah komunikasi dan pemberian layanan kepada tenant.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Kerja Keras Sherpa Track Terbayarkan
Sedangkan terkait pengembangan kawasan industri halal, saat ini sudah terdapat tiga kawasan industri halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate, Bintan Inti Industrial Estate, dan Kawasan Industri Halal Safe & Lock, Sidoarjo, Jawa Timur.