Merger Dua Perusahaan Unicorn Hasilkan GoTo, Kini Malah PHK 1.300 Karyawan!

JAKARTA, FIN.CO.ID -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau dalam kode emiten yaitu GOTO, tengah menjadi buah bibir di tanah air. 

Entah apa yang terjadi sesungguhnya, raksasa emiten Indonesia ini harus mem-PHK sebanyak 1.300 orang karyawannya. 

BACA JUGA: GoTo PHK 1.300 Karyawan!

BACA JUGA:Segini Pesangon yang Didapat Karyawan GoTo yang Kena PHK

GoTo seolah mengalami gonjang ganjing yang sama dengan perusahaan teknologi dunia seperti Twitter hingga Meta. 

Entah hal apa yang terjadi sehingga gelombang PHK perusahaan teknologi terjadi di dunia, meski untuk META diketahui bahwa lay off belasan ribu karyawan itu dilakukan salah satunya karena adanya pengembangan Metaverse. 

Kembali lagi ke GoTo, mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa perusahaan ini semula adalah dua perusahaan Unicorn, yang melakukan merger hingga membentuk GoTo. 

GoTo merupakan sebuah perusahaan yang berasal dari proses gabungan atau  merger  antara Gojek dan juga Tokopedia. 

BACA JUGA: Dukung Daya Saing Industri, Balai Kemenperin Luncurkan Digital Online Services

BACA JUGA:Presiden Joko Widodo Bertemu PM Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Merger itu dilakukan pada April 2021 lalu. Akibat dari merger tersebut, GoTo kemudian menjadi salah satu perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sejarah Berdirinya GoTo

GoTo sendiri merupakan sebuah perusahaan baru yang dibentuk pada 17 Mei 2021 lalu. Jika melihat ke belakang, pendirian GoTo bermula ketika kedua perusahaan berbasis teknologi besar, Gojek dan Tokopedia, menyatakan pembentukan GoTo pada Mei 2021.

Proses  merger  tersebut sebenarnya merupakan proses akuisisi Tokopedia oleh Gojek sebagai anak perusahaan. Gojek lalu merubah nama perusahaannya (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia setelah proses  merger  tersebut.

Sebelum bergabung, kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan Unicorn dengan valuasi yang cukup besar. Gojek didirikan pada 5 Oktober 2009 oleh pria yang saat ini menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, yakni Nadiem Makarim.