Ini berawal saat JPU meminta izin kepada majelis hakim untuk mengkonfrontir isi BAP Susi dan Kuat Ma’ruf.
JPU beralasan keterangan Susi berbeda dengan isi BAP.
“Saat saya di teras rumah melalui jendela kaca teras rumah ke arah anak tangga saya melihat Nofriansyah Yosua mengendap-endap menuruni tangga seolah-olah mencari apakah ada orang di bawah lantai. Kemudian saat itu karena muka Nofriansyah keadaan merah seperti orang ketakutan. Selanjutnya saya gedor kaca jendela sambil saya teriak ke Nofriansyah woy. Namun ternyata atas teriakan tersebut Yosua malah lari ke dapur. Kemudian saya susul ke dapur," kata JPU membacakan isi BAP Kuat Ma'ruf.
"Ini kan jelas berbeda dengan keterangan saudara yang mengatakan bersama Kuat di garasi dan tidak melihat tangga. Kapan berteriaknya jika demikian? Kapan saudara Kuat menyuruh?" tanya JPU kepada Susi.
"Saya tidak mendengar om Kuat teriak," jawab Susi lagi.
BACA JUGA: Baru Dibuka Satu Hari, Sentra Vaksinasi di Kota Bekasi Kembali Ditutup Karena Stok Vaksin Habis
JPU bertanya lagi kapan dirinya disuruh Kuat untuk melihat Putri Candrawathi. Padahal Kuat diceritakan sedang berada di teras rumah.
“Saudara jujur saja. Benar nggak keterangan ini. Mana yang benar, Kuat atau saudara ini? Nanti akan kami panggil Kuat juga sebagai saksi di sini dan kemungkinan kami konfrontir dengan suadara,” papar JPU.
Sejurus kemudian, hakim ketua Wahyu Iman Santoso memotong ucapan JPU.
Wahyu Iman Santoso mengatakan kepada JPU jika perbedaan keterangan ini akan diselesaikan dengan mengkonfrontir antara Susi dan Kuat Ma’ruf.
"Saudara penuntut umum, dia (Susi, Red) akan diproses dengan saudara Kuat besok Rabu. Nanti kita lihat sendiri. Udah biarin saja. Nanti pada saat dia berubah baru kita tetapkan tersangka," terang Wahyu Iman Santoso.
Dalam persidangan tersebut, hakim menilai Susi, ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi banyak mengatakan kebohongan.
Hal itu terungkap saat Susi dicecar pertanyaan tentang anak bungsu Ferdy Sambo yang berusia 1,5 tahun.
Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santosa bertanya, "Siapa yang melahirkan? Saudara jangan bohong, banyak bohong saudara!"