Apalagi arus kapitalisme sekuler memang sedang menyasar dan membajak potensi remaja muslim demi keuntungan yang ingin mereka raih.
Di samping itu, remaja muslim berada pada masa upaya pencarian jati diri.
Waktu mereka mulai membuat keputusan ingin menjadi siapa dan manfaat apa yang akan didapatkan dari cita-cita mereka.
BACA JUGA: Datangi Pondok Pesantren Al-Islah, Empat Polisi Dihadang Massa
Orangtua berperan penting menanamkan visi hidup pada remaja muslim.
Tidak terlambat bagi orang tua ketika mengajak anak remaja mereka untuk merenungi siapa dirinya, siapa penciptanya, dari mana ia, mau apa di kehidupan dunia ini, dan nanti setelah mati akan ke mana? Obrolan ini juga bukan pembicaraan yang berat dan terlalu tinggi bagi remaja muslim, asal dibicarakan pada suasana dan momentum yang tepat.
Islam telah menggariskan bahwa hidup seorang muslim adalah untuk beribadah kepada Allah demi meraih keridaan-Nya.
Rida Allah Swt. yang menjadi patokan bagi penetapan cita-cita.
BACA JUGA: Prabowo Sanjung Jokowi: Saya Saksi Beliau Pimpin Krisis dengan Tenang
Kalau sudah seperti ini maka kebahagiaan dunia akan dirasakan begitu pula di akhirat.
Tidak peduli apa kata kebanyakan orang. Tentu tidak hanya dari sekali obrolan.
Orangtua dan keluarga akan senantiasa mengingatkan visi hidup ini di sepanjang jalan kehidupan remaja.
Saling menasihati selalu dihidupkan di dalam keluarga.
BACA JUGA: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Gus Miftah Berharap Daerah Lain Contoh Kerukunan Warga di Surabaya
Allah Swt. berfirman, “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS Al-Asr: 1—3)
