BACA JUGA:Ini Penampakan Wajah Wanita yang Terobos Istana Merdeka
Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru.
Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016.
Wanita yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara saat itu ialah Dian Yuli Novi.
Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.
BACA JUGA: Wanita Berpistol Terobos Istana, Komandan Paspampres Buka Suara
BACA JUGA:Terekam CCTV, Momen Wanita Bercadar Todongkan Senjata ke Paspampres di Istana Merdeka
Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut oleh jaringan teror.
Dalam jaringan teroris, kata dia, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.
Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan," ujar dia.
BNPT telah berupaya meminimalisir keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme, dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian.
Kaum ibu harus diberikan pencerahan karena kelompok tersebut dijadikan salah satu sasaran potensial oleh jaringan terorisme.
BACA JUGA: Terungkap! Wanita yang Terobos Istana dengan Senpi Diduga Simpatisan HTI
Kronologi Wanita Bercadar Menerobos Istana Negara dengan Senpi.
Penampakan wajah wanita bersenjata api yang menerobos Istana Merdeka -ist-fin.co.id