News . 13/10/2022, 19:19 WIB
Terkait koalisi untuk Pilpres 2024, ungkap Hasto, hal itu melekat dengan sejarah perjuangan bangsa.
Dia lantas menjelaskan berdirinya berbagai partai politik di Indonesia.
"Jadi, 1912 berdiri Muhammadiyah. Itu preferensi politiknya ada PAN, misalnya seperti itu. 1926 berdiri NU afiliasi politiknya ada PKB dan PPP," tutur dia.
BACA JUGA: Polisi 'Diam-diam' Tangkap Bambang Tri Mulyono, Ternyata Awalnya Beredar melalui Pesan Berantai
Ia juga menyebut, 1927 lahir Partai Nasionalis Indonesia oleh Soekarno.
Kemudian menjadi fungsional Golkar.
"Kemudian ada Gerindra, eyang Pak Prabowo itu juga pahlawan. Itu, kan, yang berjuang bagi dalam sejarah kemerdekaan kita," beber Hasto.
Hasto menegaskan, kerja sama dimungkinkan, tetapi nanti akan didasarkan kepada kebijakan dari setiap partai.
BACA JUGA: Motif Rizky Billar KDRT Pada Lesti Kejora Terbongkar, Polisi: Ketahuan Selingkuh
"Prinsip, PDIP membuka ruang gotong royong dengan seluruh kekuatan elemen nasional, terlebih yang punya rekam jejak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," pungkas Hasto.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com