Sepakbola . 09/10/2022, 14:27 WIB
Kedua, "FIFA dan pemerintah Indonesia harus men-trainning semua perangkat hukum agar sesuai dengan aturan yang sudah disepakati dunia dalam penjagaan atau pendampingan pertandingan sepak bola, baik saat pertandingan dan sesudah pertandingan," kata Erick.
Ketiga, supporter harus menjadi bagian daripada transformasi. Sebab, supporter juga harus sportif, tidak saling menyalahkan. Dengan sosialisasi dan peran serta suporter dan klub sepak bola, diharapkan ekosistem sepak bola Indonesia bisa lebih baik.
Bayangkan kalau Indonesia kena sanksi 5-8 tahun, sepak bola Indonesia mungkin akan rubuh. "Inilah kita jaga kenapa semua stakeholder harus sama-sama mau bertransformasi, itu baru point nomor 3. Supporter harus masuk data base, harus terlibat, klub-klub pemilik juga harus terlibat,” tutur Erick.
Keempat, mengatur jadwal pertandingan. FIFA melihat, bahwa jadwal pertandingan harus sudah selesai dilakukan pada saat transportasi publik masih beroperasi.
BACA JUGA: Pelayanan KAI Dianggap Mengalami Kemunduran, Netizen Ingin Pak Jonan 'Comeback'
BACA JUGA:Klarifikasi KAI Soal Kompensasi Keterlambatan Perjalanan Kereta yang Viral di Sosmed
Sebab kalau sudah tidak ada kendaraan umum pada saat pertandingan usai, maka akan menimbulkan kerumunan sehingga memicu perseteruan.
Erick yang juga berlatar belakang media, menyadari hal ini tidak terlalu menguntungkan bagi televisi karena pertandingan bola yang menyedot banyak penonton, tidak bisa tayang di prime time. “Mungkin untuk dunia televisi akan teriak-teriak,” katanya.
Poin terakhir, kelima adalah soal pendampingan ahli untuk transformasi sepak bola di tanah air ini. Erick menjelaskan, "Tim transformasi yang akan dibentuk itu nanti akan dibicarakan antara Presiden FIFA dan Presiden Jokowi di mana Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada tanggal 18 Oktober," katanya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com