Itu artinya, hanya ada 43 persen masyarakat di Jabodetabek dan sekitarnya, yang sudah siap pindah ke siaran TV digital.
Dan ketika siaran TV analog dimatikan, maka lebih dari setengah pengguna TV analog akan terdampak efek ini.
Syafril khawatir apabila penghentian siaran analog di Jabodetabek tetap dilaksanakan pada 5 Oktober, akan banyak masyarakat yang tidak bisa lagi menonton televisi lantaran belum siap beralih ke digital.
"Kita melihat kalau ini seperti itu, kita juga khawatir masyarakat tiba-tiba tidak bisa menonton televisi. Kalau masyarakat tidak bisa menonton televisi karena kita matikan semua ASO itu besok, apa jadinya?" tanya dia.
Atas dasar tersebut, Syafril mengatakan pada Selasa (4/10) pagi pihaknya berdiskusi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate terkait permintaan penundaan pelaksanaan ASO di Jabodetabek pada 5 Oktober 2022.
Dari hasil diskusi tersebut, kata dia, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ASO di Jabodetabek dimundurkan ke 2 November 2022.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog dan beralih ke siaran digital di Jabodetabek diundur menjadi 2 November 2022.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq