Internasional . 22/09/2022, 19:09 WIB
Padahal, memanasnya kawasan Taiwan menunjukkan adanya pergerakan AS dan NATO ke perairan kawasan.
"Koalisi (AS) sudah mengatur untuk ada di sini dan memicu konflik kalau diinginkan," kata peraih gelar doktor di bidang politik dari Universitas Indonesia ini.
(BACA JUGA: Keras, Korea Utara Kecam Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan: Capur Tangan yang Kurang Ajar!)
Apalagi, lanjut dia, berpeluang bergabungnya negara-negara lain dengan AS melalui pendekatan "human security".
Selain isu sosial, ada isu lingkungan yang bisa dimunculkan dalam operasi militer selain perang (OMSP) atau "military operation other than war" (MOOTW) nantinya.
"Kalau Laut Cina Selatan (LCS) dianggap tidak aman, sengketa LCS akan dikelola secara geopolitik dengan pendekatan strategis melalui MOOTW yang lebih luas," kata dia.
"Termasuk di Indonesia. Misalnya ada kebakaran hutan di Indonesia, maka dengan MOOTW, maka tentara mereka bisa masuk (ke Indonesia). Mereka menganggap negara kita nggak bisa mengatasi isu lingkungan. Makanya, kami terus mengingatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengantisipasi kebakaran hutan," kata penasihat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini.
(BACA JUGA: Protes Kewajiban Berhijab, Wanita-Wanita Iran Keluar Rumah dan Bakar Jilbab)
Menurut dia, Indonesia sebagai negara besar harus mengambil peran mengantisipasi perang. Menggunakan doktrin pertahanan Presiden Soekarno, ada kebijakan pertahanan berorientasi ke dalam dan luar negeri.
Ke dalam untuk melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, sedangkan ke luar dengan melakukan gelar militer dan gelar operasi untuk mendukung kemerdekaan sebuah negara, seperti halnya yang dilakukan di Aljazair, Afghanistan, dan Pakistan.
"Ini yang membuat Indonesia saat itu dikenal sebagai negara militer terbesar di kawasan Indonesia Selatan. Itu bukti kesuksesan Presiden Soekarno untuk mewujudkan agar tak ada negara yang hegemoni," kata Connie.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com