Diketahui Jamaludin Farid, balita berusia tiga tahun menderita jantung bocor sejak usianya tiga bulan.
Namun Jamal tidak mendapatkan tindakan medis yang tuntas karena orang tuanya tidak mempunyai biaya yang cukup.
(BACA JUGA: Alami Pengapuran Sendi, Wardiyo Terima Bantuan Kursi Roda dari Kemensos)
Mengetahui hal tersebut, atas arahan Menteri Sosial, Sentra Galih Pakuan Bogor langsung melakukan respon kasus untuk memberikan bantuan kepada keluarga Jamal.
Dari sisi kesehatan, Jamal telah mendapatkan tindakan medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta dengan pembiayaan dari BPJS Kesehatan. Namun BPJS yg digunakan masih bersifat mandiri.
Oleh karena itu, Kemensos berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membantu pengalihan kepersertaan BPJS agar dialihkan ke BPJS Peserta Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).
Untuk membantu meringankan kebutuhan sehari-hari, Kemensos memberikan bantuan berupa pemenuhan hidup layak dan penambahan modal usaha.
(BACA JUGA: Kemensos Meriahkan HUT RI ke 77 Diiringi Marching Band Disabilitas)
Ayah Jamal, Solihun, sehari-hari mengais rejeki dengan berjualan es doger. Dari berjualan, ia mendapatkan untung sebesar Rp50 ribu setiap harinya yang ia pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup empat anggota keluarga. Namun kadang Solihun tidak bisa berjualan karena motor yang digunakan kerap mogok.
Untuk itu, Kemensos memberikan bantuan perbaikan motor untuk Solihun agar ia bisa bekerja tanpa khawatir kendaraannya mogok. Solihun juga diberikan tambahan modal untuk usaha es dogernya.
"Saya bersyukur sekali, sekarang gak perlu khawatir lagi gak bisa jualan karna motor mogok. Anak-anak saya juga dikasih bantuan macam-macam. Ada mainan, ada sepeda juga," ucapnya.
Kemensos memberikan bantuan pemenuhan hidup layak berupa kebutuhan pokok, penambahan nutrisi, dan juga mainan untuk Jamal dan keluarganya. Adapun total bantuan yang berikan Kemensos kepada keluarga Jamal adalah Rp18,2 juta.
(BACA JUGA: Respons Cepat Kemensos, Bantuan Telah Tiba dan Diterima Masyarakat Kuyawage)
Sementara itu, hadir pada kesempatan yang sama, Muhammad Fadil, anak penderita penyakit mata asal Desa Paja, Kecamatam Sajira, Kabupaten Lebak. Kelopak mata Fadil membengkak dan matanya kerap terasa perih. Anak berusia tujuh tahun ini pernah dibawa ke rumah sakit, namun pengobatannya tidak tuntas karena terkendala biaya.
Kemensos lalu membawa Fadil berobat dan melunasi tunggakan BPJS mandiri sebesar Rp3,1 juta dan denda tunggakan BPJS senilai Rp8,3 juta. Keanggotaannya juga sudah aktif dan dapat digunakan kembali. Selain itu, Kemensos dan pihak terkait tengah mengadvokasi agar kepersertaan BPJS bisa dialihkan ke BPJS PBN JK.