Health . 18/08/2022, 16:48 WIB

Kapan Waktu yang Tepat Minum Paxlovid untuk Cegah Kerusakan yang Disebabkan COVID?

Penulis : Admin
Editor : Admin

Paxlovid, harus digunakan dengan kehati-hatian pada orang yang mengidap penyakit hati dan ginjal. Paxlovid juga dapat berinteraksi dengan sejumlah besar obat, antara lain termasuk obat penurun kolesterol, obat aritmia jantung, antikoagulan, atau pengencer darah.

Hal ini disebabkan oleh senyawa ritonavir pada Paxlovid, yang bekerja untuk menghambat enzim sitokrom guna mempertahankan kadar nirmatrelvir dalam tubuh. Karena enzim sitokrom dalam hati ini juga dibutuhkan untuk memetabolisme beberapa jenis obat, maka akan dapat menyebabkan adanya interaksi obat pada pasien yang menggunakan obat lainnya.

Karena Paxlovid ini dielimunasi melalui ginjal, maka bagi pasien yang memiliki gangguan ginjal sedang, harus diberikan dosis Paxlovid yang lebih rendah, sedangkan mereka yang memiliki gangguan ringan dapat diberikan dosis normal, dan mereka yang memiliki gangguan ginjal berat tidak boleh diberikan Paxlovid sama sekali.

Apakah Paxlovid Berfungsi sebagai Pencegahan

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Pfizer pada akhir April 2022 yang lalu disebutkan bahwa Paxlovid tidak dapat mencegah infeksi. Dalam studi yang melibatkan hampir 3.000 peserta yang secara acak diberikan Paxlovid dan plasebo selama 5 atau 10 hari dalam waktu 96 jam setelah terpapar atau kontak erat dengan anggota keluarga yang baru saja terinfeksi, hasilnya adalah masing-masing 32 Persen dan 37 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dibandingkan dengan plasebo. Tetapi hasil ini dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Sehingga disimpulkan bahwa Paxlovid tidak dianjurkkan untuk pencegahan Covid-19.

Efek Paxlovid

Umumnya penggunaan Paxlovid tidak menimbulkan efek samping yang serius. Tetapi bila ditemukan efek yang tidak diinginkan dalam penggunaan Paxlovid perlu dihentikan. Efek samping yang mungkin terjadi antara lain adalah alergi, gangguan tenggorokan, serak, gangguan indra perasa, nyeri otot, lelah, peningkatan tekanan darah, mual dan diare.

Oleh sebab itu bagi pasien yang menggunakan Paxlovid harus segera menghubungi Rumah Sakit terdekat jika mengalami efek samping obat yang tidak diinginkan.  

Setelah ditemukan Paxlovid masih perlukah vaksin Covid-19

Dalam upaya penanggulangan penyakit infeksi, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Oleh sebab itu sekalipun sudah ada obat Covid-19 yang ditemukan, vaksinasi tetap menjadi bagian penting dari upaya pencegahan penyakit.

Yang perlu difpahami adalah Paxlovid oral ataupun Molnupiravir oral bukanlah untuk pencegahan primer. Program vaksinasi dan cakupan yang tinggi vaksinasi serta disiplin dalam penerapan protokol kesehatan merupakan langkah yang tepat dalam pengendalian pandemi.

Kesemuanya itu merupakan bagian dari ikhtiyar kita agar tidak terinfeksi virus SARS CoV-2, dan upaya agar wabah Pandemi Covid-19 ini segera terkendali dan berakhir.

Walaupun saat ini kasus harian di Indonesia relatif lebih rendah dari negara-negara lain, namun wabah Pandemi Covid-19 ini belum dinyatakan usai sepenuhnya. Selama virus SARS CoV-2 masih dapat menyebar dan menular, maka virus SARS CoV-2 masih terus dapat bermutasi, sehingga tampaknya pandemi ini masih belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Namun, Indonesia merupakan salah satu negara dengan cakupan vaksinasi yang relatif tinggi. Berdasarkan hasil sero survei pertama yang digelar pemerintah dan tim dari FKM UI pada November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS CoV-2. Pada sero survei tahap kedua pada April 2022 yang lalu, 99,2 persen masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com