Ia menerangkan ada beberapa siswi yang sangat kesal dengan tindakan DP ke dirinya, hal tersebut membuat korban tidak mau menyebut nama pelaku.
"Bahkan ada yang dari mereka saking keselnya dan emosi, gak mau manggil identitas gak menyebut nama mungkin emang karna hatinya kesel gitu," ucapnya.
(BACA JUGA: Apa Benar Kebanyakan Main Gadget Picu Mata Juling pada Anak?)
Dari hasil wawancara DP3A dengan para korban, kejadian pelecehan seksual sudah teradi sejak 2013 saat baru masuk sekolah.
Namun semua korban dari kelas 7 hingga sudah menjadi alumni SMPN 6 Kota Bekasi, tidak berani bercerita ke pihak sekolahan dan juga orang tua.
"Alumni itu mengalami kejadian itu dari kelas 1 SMP, intinya para korban ini takut bercerita kepada orang tua, gamau bercerita sama guru," jelasnya.
Dari trauma yang dialami oleh para korban, pada saat masih bersekolah mereka mengaku ke DP3A tidak berani melewati ruangan perpustakaan.
(BACA JUGA: Tiga Anak Laki-laki Jadi Korban Pelecehan Karyawan Rumah Makan, Begini Modus Pelaku)
"Dia trauma sampe dia sendiri katanya takut lewat di depan perpustakaan, karena memang si pelaku ini kan kerjanya disitu," terangnya.
Atas kasus pelecehan tersebut, DP3A akan melakukan pendampingan secara ketat terhadap para korban hingga kondisi psikologis kembali membaik. (Tuahta Simanjuntak)