"Ditelepon untuk menunggu di ujung gang oleh Bang Muslimin (Kopda Muslimin, red.)," imbuh S alias Babi.
(BACA JUGA: Disuruh Tembak Kepala Istri TNI Kopda Muslimin, Babi Sang Eksekutor: Nggak Tega)
Menurut S, Kopda Muslimin juga memberi kabar melalui telepon bahwa istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput sekolah anaknya.
S alias Babi menuturkan bahwa eksekusi penembakan seharusnya saat Rina Wulandari keluar rumah untuk menjemput anaknya di sekolah.
Namun, S alias Babi mengaku sempat kehilangan jejak korban hingga akhirnya penembakan saat pulang kembali ke rumah.
"Skenarionya ditembak sebelum berangkat jemput ke sekolah, waktu tidak ada anaknya," tutur S alias Babi.
(BACA JUGA: Wamentan Harvick: TNI Adalah Mitra Strategis Dukung Kedaulatan Pangan)
S alias Babi menambahkan bahwa Kopda Muslimin berpesan agar menembak di bagian kepala dan jangan sampai kena anaknya.
Panduan Kopda Muslimin, lanjut S alias Babi, juga disampaikan agar tembakan kedua kalinya karena tembakan pertama belum berhasil.
"Sempat dimarahi, disuruh tembak lagi. Kemudian balik lagi untuk tembak yang kedua kali," tutur S alias Babi.
S alias Babi sendiri mengaku sudah cukup lama mengenal Kopda Muslimin. Lantaran sang istri ikut bekerja dengan terduga otak pelaku tindakan keji tersebut.
(BACA JUGA: Korem Tegaskan Tidak Ada Anggota TNI Terlibat Bantu Bupati Mamberamo Tengah Kabur ke Papua Nugini)
"Istri saya ikut kerja dengan Bang Muslimin," beber S alias Babi.
Sebelumnya, polisi meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk menghabisi Rina Wulandari, istri anggota TNI di Semarang pada 18 Juli 2022.
Keempat pelaku tersebut masing-masing S alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan, P yang bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian S dan AS alias Gondrong yang berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan itu.