JAKARTA, FIN.CO.ID - Setiap manusia lahir ke dunia dengan perbedaan dan keunikannya tersendiri.
Namun bagi sebagian orang, hal ini bisa dianggap sebagai sebuah kekurangan, yang akhirnya membuat mereka merasa insecure.
Menariknya lagi, apa yang dirasa orang itu belum tentu disadari orang lain, atau bahkan tidak sama sekali dilihat orang sebagai kekurangan.
Akibatnya seseorang harus merasa insecure untuk suatu alasan yang tidak beralasan.
(BACA JUGA: Efek Punya Banyak Teman bagi Mereka yang Depresi)
(BACA JUGA: Alasan Mengapa Depresi Itu Mematikan)
Menurut ahli, via Halodoc, kondisi inilah yang disebut sebagai gangguan dismorfik tubuh.
Mereka yang mengalami gangguan dismorfik tubuh, dapat menyebabkan perasaan malu dan cemas tanpa henti memikirkan akan kekurangannya.
Efek dari gangguan dismorfik tubuh adalah salah satunya terhadap ketakutan mereka berinteraksi dengan manusia lain.
Akibatnya juga, tidak sedikit dari mereka dengan gangguan dismorfik tubuh, memutuskan untuk memperbaikinya.
Akan tetapi gegara perasaan insecure terhadap body image-nya sendiri, kecemasan itu tidak lalu bisa hilang begitu saja, karena mereka dengan gangguan ini akan sulit untuk merasa puas dengan apa yang ada.
Adapun ciri-ciri orang yang menderita gangguan dismorfik tubuh adalah seperti:
• Terlalu fokus pada kekurangan yang dirasa• Merasa jelek • Merasa kekurangannya diperhatikan orang• Lebay dalam melakukan perawatan dan menghabiskan banyak waktu di depan cermin• Menggunakan makeup dan fashion untuk menyembunyikan kekurangan• Kerap membandingkan diri sendiri dengan orang lain• Kerap meminta pendapat orang lain tentang penampilan mereka• Perfeksionis dalam berpenampilan• Menghindari situasi yang melibatkan banyak orang
Adapun mereka yang mengalami gangguan dismorfik tubuh biasanya berurusan dengan masalah hidung pesek, warna kulit yang gelap, ukuran bibir, bentuk pipi, masalah rambut, jerawata, hingga ukuran buah dada.
Efek dari gangguan dismorfik tubuh sendiri menurut ahli, adalah seperti gak pede, menjadi hikikomiri, gangguan makan, penyalahgunaan obat dan zat terlarang, OCD hingga depresi,