JAKARTA, FIN.CO.ID -- Harga minyak kembali melemah, Kamis, namun memangkas hampir semua kerugian setelah jatuh lebih dari USD4 di awal sesi karena investor fokus pada prospek kenaikan suku bunga Amerika yang agresif akhir bulan ini. Sebagaimana diketahui, kenaikam suku bunga yang agresif dapat membendung inflasi tetapi pada saat bersamaan menekan permintaan minyak.
Harga mibyak dunia kembali melemah, dimana harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, turun 47 sen, atau 0,5 persen menjadi USD99,10 per barel dan menyelesaikan sesi ketiga berturut-turut di bawah USD100.
(BACA JUGA: IHSG 15 Juli 2022 Berpeluang Menguat, Deretan Saham Ini Jadi Rekomendasi Analis)
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Agustus, melemah 52 sen atau 0,5 persen menjadi USD95,78 per barel.
Demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Kamis 14 Juli 2022 atau Jumat 15 Juli 2022 pagi WIB.
Kedua kontrak menyentuh posisi terendah pada sesi Kamis yang berada di bawah penutupan 23 Februari, sehari sebelum Rusia menginvasi Ukraina, dengan Brent mencapai level terendah sejak 21 Februari.
Bank sentral Amerika Federal Reserve (The Fed) terlihat meningkatkan pertempurannya dengan inflasi yang melesat ke tingkat tertinggi 40 tahun, dengan kenaikan suku bunga 100 basis poin bulan ini setelah laporan inflasi yang suram menunjukkan tekanan harga meningkat. Pertemuan kebijakan Fed dijadwalkan pada 26-27 Juli.
Kenaikan suku bunga Fed diperkirakan mengikuti langkah serupa oleh Bank of Canada yang mengejutkan pasar pada Rabu.
(BACA JUGA: Tak Terpengaruh Cadangan Amerika dan Inflasi yang Meningkat, Harga Minyak Dunia Bergerak Positif)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq