JAKARTA, FIN.CO.ID- Elon Musk mengabarkan bahwa dirinya batal membeli Twitter yang semula disepakati seharga 44 miliar dolar Amerika Serikat. Alasannya, pihak Twitter telah melanggar sejumlah kesepakatan.
Pengacara Elon Musk, Mike Ringler, mengatakan kesepakatan itu dibatalkan karena Musk tidak percaya pihak Twitter.
Dia menilai, pihak Twitter telah memberikan informasi yang tidak memadai tentang berapa banyak akun palsu dan spam yang mengisi platform.
Dalam sebuah surat ke Twitter, Ringler mengklaim bahwa perusahaan tersebut melakukan pelanggaran material terhadap berbagai ketentuan dari perjanjiannya dengan Musk dengan diduga tidak memberikan informasi yang memadai.
(BACA JUGA: Elon Musk DIgugat, Dituduh Diskriminasi dan Pelecehan Seksual di Pabriknya)
“Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim mematuhi sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Mr. Musk,” kata Ringer dalam surat itu seperti dilansir fobes, Sabtu 9 Juli 2022.
Ketua dewan Twitter, Bret Taylor berencama menempuh jalur hukum, atas pembatalan komitmen tersebut.
"Dewan Twitter berkomitmen menyelesaikan transaksi sesuai dengan harga dan syarat yang disepakati dengan Tuan Musk dan berencana menempuh langkah hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin akan menang di Pengadilan Negeri Delaware," kata Bret di Twitter-nya, @btaylor.
Musk dan Twitter keduanya sepakat pada bulan April lalu bahwa jika salah satu pihak memilih untuk menarik diri dari kesepakatan, maka pihak tersebut harus membayar denda sebesar $1 miliar.
(BACA JUGA: Elon Musk 'Keukeuh' Gak Akan Bangun Pabrik Dimanapun Jika Tak Boleh Menjual dan Membuka Layanan Mobil Tesla)
Sementara itu, akibat pembatalan itu, mengakibatkan harga saham Twitter anjlok lebih dari 5% pada hari Jumat 8 Juli 2022 kemarin. Saham ditutup pada $36,81 setelah laporan muncul bahwa kesepakatan itu dalam bahaya serius, sebelum turun lagi 6% dalam perdagangan setelah jam kerja menjadi sekitar $34,50 setelah pengajuan SEC.
Sebelumnya, dewan Twitter menerima tawaran 44 miliar dolar Amerika Serikat dari Elon Musk untuk membeli platform tersebut pada April 2022.
Kemudian pada 13 Mei 2022, Elon menunda kesepakatan itu karena kekhawatiran tentang akun palsu dan spam di platform.
(BACA JUGA: Denny Siregar: Hebat Jokowi, Elon Musk Sampai Batal Bikin Pabrik Tesla di India)
Musk menyatakan skeptis dengan klaim Twitter bahwa akun tersebut membuat kurang dari 5% dari profil, dan timnya tidak puas dengan data yang disajikan Twitter untuk mencoba mendukung pernyataannya.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq