JAKARTA, FIN.CO.ID- Sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) luncurkan inovatif baru melalui Gerakan Seribu Tangan Palsu dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (Abmas) Prioritas ITS. Untuk membantu difabel
Gerakan Seribu Tangan Palsu sebagai ikhtiar yang dibangun bersama dosen ITS untuk memperhatikan perkembangan inovasi khusus difabel.
ITS mengukapkan jika di Indonesia terdapat lima kategori disabilitas yakni, Fisik, mental, sensorik, dan multiple.
(BACA JUGA: Marak Pungutan Liar, Ratusan Kades di Tangerang Dapat Sosialisasi)
(BACA JUGA:Mardani Maming Tuding Ada Mafia Hukum di Kasusnya, KPK: yang Mana? Jangan Menuduh)
Selain itu sekitar 190 juta (3,8 persen) orang berusia 15 tahun ke atas mengalami difabel dan kesulitan difabel. Sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua pelaksana Abmas Prioritas ITS Djoko Kuswanto
"Dari permasalahan ini yang menjadi tolak ukur utama dalam pengembangan inobasi, sekaligus menyelesaikan permalasahan Sustainable Development Goals (SDGs),” ucap Djoko dilansir dari its.ac.id pada Kamis 23 Juni 2022.
Djoko berharap penuh kepada pemerintah dan instansi terkait agar tujuan membantu para disabilitas bisa mendapatkan dukungan berkelanjutan bila terjadi kerusakan, perubahan karena umur atau sebab lainya.
Gerakan Seribu Tangan Palsu ini disesuaikan berbasis teknologi printer 3D model. selain itu disiapkan pula dukungan Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia dengan model prostetik kata Djoko.
"Pegiat 3d dan printer 3D di banyak tempat di seluruh Indonesia, bisa berperan membantu mencetak dengan printer Ed untuh sahabat difabel di sekitarnya," ungkapnya.
(BACA JUGA: Resmi, Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi Bakal Digunakan Untuk Pertandingan Piala AFF 2022)
Lanjutnya, Gerakan Seribu Tangan Palsu ini juga diharapkan mampu mencapai target SDGs dengan menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Salah satunya dengan melibatkan bengkel prostetik atau ortotik di lokasi terdekat sahabat difabel untuk mendapatkan prosedur terapi dan bentuk socket yang aman dan nyaman dipakai.
Kegiatan seribut tangan inisiap memberikan pelatihan gratis dengan mengajukan permohonan workshop melalui wadah SMA/SMK/madrasah/pesantren.
Djoko berharap kegiatan abmas ini akan terus berkembang secara perlahan-lahan agar dapat dirasakan langsung oleh penyandang disabilitas di Indonesia secara riil. Meskipun saat ini belum terlalu siap untuk diproduksi secara massal dan melihat harganya yang akan disesuaikan dengan bantuan BPJS.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq