Keseimbangan Eksternal Tetap Kuat, Indonesia Siap Menghadapi Berbagai Risiko

fin.co.id - 24/05/2022, 23:30 WIB

Keseimbangan Eksternal Tetap Kuat, Indonesia Siap Menghadapi Berbagai Risiko

Ilustrasi kegiatan ekspor impor di pelabuhan

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga salah satunya ditopang oleh kinerja neraca transaksi berjalan yang konsisten baik. 

“Ini merupakan kinerja yang sangat baik mengingat banyak sekali risiko yang dihadapi, seperti lonjakan harga minyak dunia yang didorong oleh eskalasi tensi geopolitik yang menekan neraca perdagangan migas,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta, Selasa 24 Mei 2022.

(BACA JUGA: Mazdjo Pray Soal Formula E: Lebih Banyak Drama Ketimbang Kisah Nyata!)

(BACA JUGA:Koalisi Golkar - PAN - PPP Terbentuk, Mazdjo Pray Makin Yakin Anies Gak Bakal Bisa Nyapres)

"Jelas bahwa upaya reformasi struktural Indonesia berhasil menciptakan surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia yang konsisten tinggi bahkan terus meningkat sehingga berhasil menyerap risiko yang berasal dari kenaikan harga minyak," tuturnya. 

Neraca transaksi berjalan kuartal I 2022 mencatat surplus sebesar USD0,2 miliar atau 0,1 persen dari PDB. Surplus ini sedikit menurun diakibatkan kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan defisit di sektor migas. 

Sedangkan, neraca perdagangan nonmigas tetap kuat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun sedikit menurun karena faktor eksternal yaitu perlambatan ekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. 

Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar USD17 miliar (kuartal I 2021: USD9,9 miliar, kuartal IV: USD17,5 miliar). 

(BACA JUGA: Denny Siregar: Hebat Jokowi, Elon Musk Sampai Batal Bikin Pabrik Tesla di India)

(BACA JUGA:Eko Kuntadhi Komentari Anies Akan 'Basmi' Kaum Intoleran: Untuk Narik Suara Jokower?)

Sedangkan, Neraca Perdagangan Migas pada kuartal I 2022 mencatat defisit sebesar USD5,9 miliar (kuartal I 2021: USD2,3 miliar, kuartal IV 2021: USD5,0 miliar). 

Penurunan surplus neraca transaksi berjalan juga disebabkan oleh jasa keuangan dan jasa perjalanan, seiring dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan perjalanan (dibukanya kembali penyelenggaraan ibadah umroh) dan wisata nasional ke luar negeri yang mempengaruhi neraca jasa. 

“Kinerja neraca transaksi berjalan diharapkan terus positif dengan berbagai kebijakan reformasi struktural untuk mendorong kinerja ekspor nonmigas melalui penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, hilirisasi, revitalisasi industri, dan ekonomi hijau. PMI Manufaktur Indonesia yang semakin ekspansif juga menjadi indikasi dini masih kuatnya kinerja ekspor ke depan,” lanjut Febrio. 

Untuk memperbaiki kondisi defisit migas, Pemerintah juga terus berupaya membangun kapasitas industri hulu migas sehingga posisi neraca berjalan secara akan menguat. 

(BACA JUGA: Daftar Mobil LCGC Paling Laris Bulan April 2022, Mobil Anda di Peringkat Berapa?)

Admin
Penulis