Nasional . 28/04/2022, 14:59 WIB
"Rindu pada SBY itu dimensinya banyak. Karena banyak banget yang jadi berantakan pada rezim ini. Gitu," balas Ardi.
Tak lama berselang Dedek menjelaskan kalau era kepeminpinan SBY yang 10 tahun pertumbuhannya tak sampai enam persen.
"Selama 10 tahun growth era pak SBY itu gak sampai 6% lho kalau di reratakan," terang Dedek.
"Selisih hanya kurang dari 1% dengan era sekarang (sebagai pembanding karena ketimpangan menurun sejak 2015). Growth segitu sih rendah banget untuk ketimpangan yang meroket," lanjutnya.
(BACA JUGA: KPK: tak Ada Bukti Keterlibatan Ganjar Pranowo di Kasus e-KTP)
Ardi pun membalas pernyataan Dedek yang dinilai mencoba untuk framing yang kurang penting terhadap kepemimpinan SBY.
"Ngga usah nyunat demi framing ngga penting. Ambil aja assessment yang fair," tutur Ardi.
"Bedanya memang 1%. Untuk sesuatu yang basenya adalah 5% atau 6%, itu artinya beda performance sekitar 17%-20%. Jauh," tambahnya.
Terakhir Dedek memberikan data perihal graik pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2004 hingga 2014.
(BACA JUGA: KPK Bilang Ade Yasin Setor Rp10 Juta Per Minggu ke Auditor BPK Supaya Pemkab Bogor Dapat WTP)
"Monggo, reratakan aja sendiri. Perhatiin deh, bahkan growth ≥6 itu cuma 5 dari 10 tahun. Bahkan saat growth-nya turun ketimpangan juga naik," kata Dedek.
"Jangan kambing hitamkan growth yang sebetulnya juga biasa aja untuk meroketnya ketimpangan," jelasnya.
Debat ini pun tampaknya berakhir lantaran Ardi tak lagi membalas apa yang dilontarkan terakhir Dedek.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com