Catatan Dahlan Iskan . 25/02/2022, 10:13 WIB
Oleh: Dahlan Iskan
BAGI Rusia, besarnya biaya perang akan bisa tertutup oleh kenaikan harga minyak dan gas akibat perang itu sendiri.
Bagi Jerman, Prancis, Inggris, dan sekutu: biaya perang dari mana?
Mereka harus rapat dulu. NATO harus bersidang.
Amerika Serikat, di zaman Presiden Donald Trump pernah ngomel: biaya untuk NATO kurang dibebankan secara merata. Ia tidak mau biaya NATO terlalu dibebankan pada Amerika.
Di zaman Presiden Barack Obama, NATO tidak berbuat banyak: ketika Semenanjung Krimea diambil Rusia dari Ukraina.
Di zaman Presiden Biden, dua wilayah lain Ukraina menyatakan diri merdeka –didukung Rusia.
Dua hari lalu.
Sampai tulisan dibuat tadi malam, NATO belum bersidang. Padahal bom sudah mulai jatuh di
beberapa lokasi militer di Ukraina. Menjelang subuh kemarin. Termasuk di bagian tertentu ibukota Kiev.
Mungkin itu karena Ukraina memang belum anggota organisasi pertahanan Atlantik Utara.
Ukraina sudah terus mendesak: agar segera diterima sebagai anggota NATO. Tapi Rusia
keberatan –dengan ancaman– kalau bekas wilayah strategisnya itu bergabung ke musuh lamanya.
Tanpa nuklir dan tanpa NATO Ukraina bukan siapa-siapa. Ia bukan negara yang mampu mempertahankan diri.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com