JAKARTA, FIN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, sebanyak 57.621 rumah siap huni (ready stock) yang belum laku terjual hingga saat ini.
“Kami melihat, dari stok perumahan yang tinggi, terdapat 57.621 unit rumah yang ready stock tapi belum terjual," kata Direktur
Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto, Sabtu 5 Februari 2022.
"Ini tidak dapat diserap pasar karena daya beli masyarakat yang menurun saat pandemi Covid-19,” sambungnya.
Menurut Iwan, penurunan daya beli masyarakat terjadi karena banyak masyarakat yang wait and see terkait kondidi pandemi Covid-19.
(BACA JUGA: Kementerian PUPR Optimalkan Program Pembangunan Perumahan)
Misalnya, kurangnya minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional dan kemudian bergeser ke belanja online.
Demikian pula dengan usaha restoran atau rumah makan, yang saat ini beralih ke penjualan melalui aplikasi.
“Perubahan ini mengakibatkan masyarakat mempertahankan uang untuk kepentingan yang tidak bisa diprediksikan termasuk kebutuhan mitigasi kesehatan," ujarnya.
"Sehingga untuk beli rumah ini berpengaruh dan daya serap akan rumah ready stock berkurang,” imnbuhnya.
Selain itu, Iwan juga melihat adanya keterbatasan pembiayaan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), utamanya pada sektor informal.
Menurutnya, sektor informal cukup sulit mendapat bantuan pembiayaan dari bank untuk membeli rumah.
“Ini menjadi isu dan tantangan kita juga di sektor perumahan,” ucapnya.
Kendati begitu, kata Iwan, pemerintah tetap mendorong pertumbuhan di sektor properti melalui dukungan dari hulu ke hilir.
Mulai dari penyediaan lahan yang terjangkau, hingga infrastruktur yang memadai.