JAKARTA, FIN.CO.ID – Sebuah penelitian di Israel menyebut bahwa suntikan keempat vaksin Covid-19 "tidak cukup baik" untuk mencegah varian Omicron.
Rumah Sakit Sheba, di wilayah Tel HaShomer, Ramat Gan, distrik Tel Aviv bulan lalu menguji suntikan keempat yang diberikan kepada lebih dari 270 pekerja medis, dengan 154 mendapatkan suntikan vaksin Pfizer dan 120 menerima Moderna.
Melansir dari laman NYPost , para peneliti mengungkapkan bahwa kedua kelompok tersebut menunjukkan peningkatan antibodi "sedikit lebih tinggi" daripada setelah suntikan ketiga.
Akan tetapi ternyata hal tersebut dikatakan masih belum cukup untuk mencegah Omicron, varian terbaru yang menyebabkan sebagian besar infeksi di seluruh dunia.
(BACA JUGA:Daftar Nama Korban Korban Kecelakaan Truk di Muara Rupak Balikpapan)
(BACA JUGA:Pasien yang Terpapar Varian Omicron Boleh Isolasi Mandiri di Rumah, Asalkan Syarat Ini Terpenuhi)
“Meskipun tingkat antibodi meningkat, vaksin keempat hanya menawarkan pertahanan parsial terhadap virus,” kata Dr. Gili Regev-Yochay, direktur unit penyakit infeksi rumah sakit yang memimpin penelitian tersebut.
Studi ini berhasil mengungkapkan banyaknya orang yang terinfeksi Omicron meski sudah menerima dosis keempat.
“Memang, sedikit lebih sedikit daripada kelompok kontrol, tetapi masih banyak infeksi.” ujar Dr. Gili.
“Vaksin, yang lebih efektif melawan varian sebelumnya, menawarkan perlindungan yang lebih sedikit dibandingkan Omicron,” tambahnya, seraya menambahkan bahwa vaksin tersebut “tidak cukup baik” untuk mencegah varian baru yang tidak terlalu parah.
(BACA JUGA:Polisi Ungkap Pengakuan Sopir Truk Kecelakaan Tragis Balikpapan, Rem Angin Disebut Tak Berfungsi?)
(BACA JUGA:Kasus Suap Bupati Penajam Paser Utara, KPK Panggil Sekretaris DPC Demokrat Balikpapan)
Meski demikian diketahui bahwa sebenarnya temuan ini masih belum dipublikasikan dan tidak mengungkapkan data secara spesifik.
Namun, penelitian tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keputusan Israel untuk menjadi yang pertama di dunia yang menawarkan suntikan booster kedua dan keempat secara keseluruhan untuk populasinya yang lebih dari 60 tahun.
Pemerintah mengatakan lebih dari 500 ribu orang telah menerima booster kedua dalam beberapa pekan terakhir.