IHSG Berpeluang Lanjutkan Trend Penguatan, Simak Rekomendasi Berikut

fin.co.id - 05/01/2022, 08:52 WIB

IHSG Berpeluang Lanjutkan Trend Penguatan, Simak Rekomendasi Berikut

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

 

JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Januari 2022, berpeluang melanjutkan trend kenaikan, setelah kemarin kembali berakhir di zona hijau dengan penguatan 0,45 persen ke level 6.695.

Analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Yuganur Wijanarko, mengatakan saat ini pergerakan IHSG naik kelas untuk menuju target resistance baru di level 6.750, setelah kemarin sempat menyentuh level resistance psikologis 6.700.

"Kami melihat secara teknikal, dengan berhasilnya 'kaum banteng' menaikkan IHSG dari rally point 6.650 hingga melampaui 6.700 secara intra-day merupakan pembuktian bahwa momentum pergerakan IHSG naik kelas," ucap Yuganur dalam riset harian untuk perdagangan hari ini.

BACA JUGA:

Erick Thohir: Batu Bara Harus Diprioritaskan Untuk Domestik

Bangun 11 Juta Rumah Layak Huni, PUPR Gelontorkan Dana Rp5,1 Triliun

Minyak Goreng Bakal Disubsidi, Harga Tetap Rp14 Ribu per Liter

Airlangga: Laju Inflasi Indonesia di 2021 Masih Terkendali, Didukung oleh Volatile Food

Yuganur menyebutkan, saat ini IHSG memiliki support harian yang baru di level 6.650 dan 6.600, sedangkan target resistance psikologis yang baru berada di 6.750 dan 6.800.

Dengan demikian, adanya peluang kenaikan lanjutan pada laju Indeks hari ini bisa dimanfaatkan investor dengan mengakumulasi pembelian saham BSDE, ADRO, BBRI dan CTRA.

Perkiraan serupa disampaikan analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, yang menyatakan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini berpotensi untuk meneruskan tren kenaikan.

"Saat ini rentang support-resistance IHSG berada di level 6.538-6.702," papar William.

Dia mengatakan, pergerakan IHSG pada awal tahun ini masih terlihat akan mengalami penguatan, tetapi potensi kenaikannya lebih terbatas. Sehingga, lanjut William, potensi terjadinya koreksi jangka pendek perlu diwaspadai investor, karena capital inflow belum terlihat signifikan.

Admin
Penulis