Tapi istrinya tetap orang Indonesia, asal Medan. Keluarga ini bertekad untuk kembali ke Indonesia di hari tua mereka.
Ketika saya telepon tadi malam, Goenadi seperti tidak lagi sendirian. Ada suara orang lain di Pesanggrahan itu.
"Tidak sendiri lagi?" tanya saya.
"Tidak. Ini ada kakak saya yang lagi menengok saya," jawabnya.
Itulah Hudoyo Djoyoadhiningrat.
Tinggal di Jakarta. Pensiunan pegawai Dana Pensiun Bank Indonesia yang ditugaskan di gedung Bidakara. "Sudah seminggu ini saya menemani adik saya di sini," kata Hudoyo.
"Hahaha dua-duanya laki-laki.
Bagaimana makannya?" tanya saya.
"Adik saya di Amerika kan masak sendiri. Ini ia juga lagi masak" katanya.
Hudoyo ternyata bukan hanya kakak. Hudoyo adalah juga ketua keluarga besar Djoyoadhiningrat. Yang pengurusnya 23 orang.
"Berapa anggota keluarga besar Djoyoadhiningrat sekarang?"
"Kalau anggotanya sekitar 5.000 orang," ujar Hudoyo.
Berarti sudah seminggu juga Goenadi berhenti melukis. Waktu saya ke Pesanggrahan itu Goenadi lagi asyik melukis. Sudah enam lukisan pemandangan yang hampir selesai.
Awalnya saya hanya ke makam Kartini, tidak menyangka bisa bertemu Goenadi. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.