RA Kartini sendiri adalah istri keempat dari Bupati Rembang, Sosroningrat.
Kartini sangat keberatan pada awalnya. Hanya berkat diberi konsesi khusus dia akhirnya mau jadi istri keempat.
Konsesi itu: Kartini boleh membuka sekolah untuk perempuan di Rembang. Bahkan diberi tempat di sebuah ruangan di bagian timur kantor bupati Rembang.
Setahun kemudian Kartini melahirkan anak laki-laki: Soesalit
Djojoadhiningrat. Itulah satu-satunya anak Kartini. Tidak lama setelah melahirkan itu Kartini meninggal dunia. Sekolah pun diteruskan oleh kakak perempuannyi.
Kelak, Soesalit menjadi petinggi tentara dengan pangkat Mayor Jenderal. Jabatannya: Panglima Devisi Diponegoro. Itulah kakek Goenadi.
"Waktu eyang Soesalit meninggal, saya masih kecil. Tapi saya ingat kami semua diajak ke Semarang," katanya.
"Kami ingat ada parade militer menuju pemakaman," tambahnya.
Putra tunggal Kartini ini dimakamkan di satu cungkup besar bersama RA Kartini. Di situ jugalah makam ayah ibu Kartini.
Kartini sendiri lahir sebagai anak Bupati Jepara, di tahun 1879 —meninggal di Rembang 1904.
Tadi malam saya menelepon kembali Goenadi. Ia masih tinggal di Pasanggrahan itu.
Berarti sudah 4 bulan Goenadi jadi orang di desa pedalaman Rembang. Sendirian di situ. Istri dan 3 anaknya masih di New York —terpisah oleh pandemi.
Goenadi adalah warga baru di Rembang. Selama ini, selama 47 tahun, ia tinggal di New York, Amerika Serikat.
Goenadi ke Amerika diajak pamannya yang bekerja di sana. Yakni sebagai pegawai Bank Indonesia di New York. Waktu itu ia baru tamat SMAN 1 Solo.
Di New York, Goenadi akhirnya mendapat pekerjaan sebagai pegawai di kantor pemerintahan Italia di sana.