News . 17/12/2021, 22:54 WIB
[caption id="attachment_579801" align="alignnone" width="673"]
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, didampingi Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi dan CEO Co & CO Andi Saptari saat meninjau aset Dhanadyaksa Dipati Ukur Bandung, Jumat, 17 Desember 2021 (dok LMAN)[/caption]
"Konsep ini kami bawa ke Bandung, karena disini tempat nongkrong itu banyak, tapi tempat untuk meningkatkan produktivitas masih jarang. Sehingga Co Working Space jadi solusi," ungkapnya.
Diakui Ongky, proyek ini bukanlah proyek pertama yang digarap Co & Co. Sebelumnya ada juga proyek Co Working Space yang digarap mereka di wilayah Bandung. Singkat cerita, Creative Hub dan Co Working Space Dhanadyaksa Dipati Ukur ini adalah pengembangan dari konsep creative community yang sudah Co & Co jalankan sebelumnya.
/p>
"Ketika kami bertemu dengan teman-teman di LMAN, kami menceritakan mimpi yang lebih besar, gimana kalau ini ada detail space nya, gimana kalau ini ada event space yang lebih besar, ada galeri seni yang bisa membantu teman-teman yang mempunyai usaha rintisan ini meningkatkan produktivitasnya dan juga lebih cepat lagi meningkatkan kapasitasnya. Tempat ini jadi mimpi bersamanya LMAN dan Co & CO juga," tuturnya.
Proses Optimalisasi Yang Tak Mudah
Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi mengatakan, proses optimalisasi terhadap aset Dhanadyaksa Dipati Ukur tidaklah mudah. Sebab, aset ex wisma Pertamina tersebut sudah lama terbengkalai dan tidak terawat. Maka itu, sejak tahun 2017 ketika aset itu diserahkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kepada LMAN, maka LMAN kemudian memastikan bahwa aset itu sudah Free and Clear.
"Tahun 2017 kita menerima aset ini dari DJKN, kemudian kita cek dulu apakah secara legal ada masalah seperti misal sertifikatnya gak jelas atau gimana. Ini Alhamdulillah waktu kita terima kondisinya sudah free and clear. Kita melakukan proses berikutnya yaitu konseptualisasi dan pada awal kita sempat konseptualisasi aset ini untuk jadi hotel. Tapi ternyata dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kita harus berubah hingga jadi konsep Creative Hub dan Co Working Space," terang Basuki.
[caption id="attachment_579807" align="alignnone" width="689"]
Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur (dok LMAN)[/caption]
Langkah selanjutnya kemudian ditempuh LMAN yaitu mencari mitra untuk melakukan optimalisasi dengan mengadakan beauty contest hingga terpilih Co & CO sebagai mitra. "Kita melakukan proses seleksi terbuka, tidak main comot, tidak main tunjuk," tegasnya.
BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Tak Terhambat Pandemi, Wamenkeu: Ada Porsinya Masing-Masing
Kemudian setelah konseptualisasi selesai, maka dilakukan proses renovasi yang dalam hal ini Co & Co kemudian melibatkan Lobo Architect yang sudah berpengalaman dalam design and build, hingga ditentukan konsep bangunan Creative Hub seperti saat ini.
"Konsep heritage nya kita jaga betul. Di lantai 1 konstruksinya secara struktur masih tetap, koefisien dasar bangunannya tetap, cuma kita menambahkan di atas (lantai 2). Ini sudah ada sudit struktur bangunannya, kita tinggal mengikuti apa saja yang perlu diperkuat untuk keamanan dan kenyamanan," ujar CEO Lobo Architect, Nelly Daniel menambahkan.
Sebagai tambahan informasi, Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur dikelola selama 5 tahun kedepan oleh Co & Co, dimana dalam proses renovasi gedung tua tersebut menghabisakan anggaran senilai Rp9 miliar. Dengan target revenue yang saat ini dipatok sebesar Rp1,5 miliar pertahun, maka Internal Rate of Return (IRR) dari optimalisasi aset itu akan bisa dicapai dalam kurun waktu tidak sampai 10 tahun. (git/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com