BACA JUGA: HUT ke-64, Energy Watch: Pertamina Harus Jadi Lokomotif Transisi Energi di Indonesia
“Selanjutnya kerjasama untuk pengembangan dan penyediaan gas bumi di kawasan hunian dan komersial di masyarakat, karena manfaatnya bisa dirasakan langsung. Selain itu, juga untuk kawasan industri yang demand-nya cukup tinggi. Gas bumi bisa dikembangkan untuk penyediaan energi lainnya bersama BUMD sebagai added value, seperti chiller, cold storage, dan truk sampah berbasis CNG,” jelas Faris.
Untuk program jaringan pipa gas rumah tangga (Jargas) 4 juta sambungan rumah (SR), Roadmap Subholding Gas dilakukan dengan sejumlah penetrasi, yang salah satunya adalah kerja sama dengan PT KAI.
Kerja sama ini akan menggunakan kereta api logistik untuk mengangkut LNG dari sumber-sumber untuk dapat salurkan ke berbagai titik wilayah, kemudian diregasifikasi untuk melayani rumah tangga dan pelanggan kecil/ UMKM.
BACA JUGA: Pertamina Ajak Pengusaha di Daerah jadi Pejuang Negeri Dengan Bisnis Pertashop
“Di sisi lain tetap mengembangkan CNG untuk rumah tangga maupun UMKM. CNG pun berpotensi untuk kerja sama pengembangan mother station atau SPBG Bersama untuk utilisasi stranded gas dan pemenuhan BBG untuk transportasi darat,” jelas Faris.
Di hulu masih terdapat stranded gas yang belum ter utilisasi, sedangkan di hilir juga masih banyak rumah tangga hingga kawasan industri yang belum tersedia infrastruktur gas bumi. Keadaan tersebut menjadi potensi investasi bersama dan value creation dalam rangka menstimulasi pertumbuhan wilayah, bahkan menciptakan gaya hidup yang lebih modern.
“Untuk menyukseskan industri 4.0 dan digitalisasi, PGN juga terbuka untuk kerja sama jaringan telekomunikasi dan layanan ICT,” pungkas Faris. (git/fin)