Mustofa Ciputra

fin.co.id - 01/12/2021, 08:48 WIB

Mustofa Ciputra

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Tapi begitu memasuki Desa Plosorejo, di kecamatan Kademangan, langsung terasa memasuki daerah turis beneran: banyak bus wisata parkir di desa itu.

Inilah bedanya. Objek wisata di pedesaan biasanya baru hidup kalau ada gunung yang berdewa, ada danau yang indah atau ada air terjun bidadari mandi.

Sedang di Plosorejo ini hanya ada Mustofa. Ia lulusan Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang. Itulah salah satu pondok berbintang sembilan di lingkungan NU.

Pendirinya: almarhum KH Wahab Hasbullah –mantan Rais Aam Syuriah PB NU yang juga ayahanda menteri agama almarhum Wahib Wahab.

Mustofa kelahiran desa itu. Ayahnya kiai kampung di situ. Sambil berdagang kecil-kecilan. Juga petani dengan luas tanah setengah hektare.

Sejak kecil Mustofa sudah membantu ayahnya bekerja: ikut jualan, ikut mencangkul, dan ikut memperbaiki rumah.

Begitu tamat SMP, Mustofa dikirim ke pondok Tambak Beras. Sampai lulus madrasah Aliyah(setingkat SMA).

Tamat pondok, Mustofa tidak segera mendapat pekerjaan. Tapi ia punya paman. Yang jadi kontraktor. Proyek yang lagi dikerjakan adalah: objek wisata Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Sang paman mengajak Mustofa ke Bali. Menjadi tukang di sana. Setelah mampu lantas dikhususkan untuk mengerjakan interior.

Selama di Bali itulah Mustofa berurusan dengan objek wisata, pekerjaan interior yang harus rapi, dan desain-desain bangunan yang artistik.

Lima tahun Mustofa menenggelamkan umurnya di Bali. Lalu pulang ke Plosorejo: ingin mandiri.

Mustofa mencoba beternak ayam. Awalnya sukses. Berkembang. Menjadi 10.000 ekor. Lalu datanglah sial: flu burung. Ludes.

Sial berikutnya menyusul: sakit. Harus operasi.

Mustofa hanya di rumah: rumah orang tuanya. Sambil menanti sembuh. Saat itulah Mustofa melihat beberapa pohon cokelat di belakang rumahnya berbuah. Ia berpikir buah cokelat ituharus jadi uang.

Maka ia mencari pembeli biji cokelat. Sampai ke Malang. Lalu mencari harga yang lebih baik lagi: ke Surabaya.

Admin
Penulis