News . 21/09/2021, 08:30 WIB

Gejolak Evergrande Bikin Emas Kembali Bersinar

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Harga emas menguat, Senin, karena kekhawatiran tentang solvabilitas kelompok properti China, Evergrande, memicu pelarian ke aset  safe-haven. Meski demikian, kenaikan emas dibatasi oleh keperkasaan dolar menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed).

/p>

Harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD1.762,66 per ounce pada pukul 00.53 WIB, demikian mengutip laporan Reuters, Senin (20/9/2021) atau Selasa (21/9/2021) dini hari WIB. 

/p>

Emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.765,40 per ounce.

/p>

Investor bergegas menuju obligasi yang lebih aman, karena meningkatnya kekhawatiran  default  Evergrande, mendorong penurunan imbal hasil yang membantu emas, kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

/p>

"Orang-orang bereaksi terhadap apa yang terjadi di China tetapi pertemuan The Fed minggu ini juga penting. Apa pun yang menunjukkan  tapering  lebih dini akan di luar dari konsensus dan itu berarti koreksi yang cukup signifikan pada harga emas," kata Melek.

/p>

BACA JUGA: Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Pintu Masuk RI Diperketat

/p>

Komite Pasar Terbuka The Fed akan bertemu selama dua hari pada 21-22 September.

/p>

Trend pergerakan harga Emas dunia (TradingView)
/p>

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan dihasilkan dari stimulus yang meluas. Karena itu, langkah hawkish The Fed akan mengurangi daya tarik logam kuning, sementara kenaikan suku bunga pada akhirnya juga akan meningkatkan opportunity cost untuk memegang bullion yang tidak memberikan bunga.

/p>

Saham dunia bergerak lebih rendah karena investor khawatir tentang risiko limpahan ke ekonomi global dari krisis Evergrande.

/p>

"Tidak diragukan lagi ketakutan akan risiko sistemik itu…mungkin akan masuk ke pasar," kata konsultan independen Robin Bhar. "Kita biasanya melihat aliran ke dolar, ke emas, ke yen ketika investor khawatir."

/p>

Tetapi mengurangi daya tarik "logam kuning" bagi pemegang mata uang lainnya, Indeks Dolar (Indeks DXY) mencapai level tertinggi hampir satu bulan.

/p>

Perak turun 0,7 persen menjadi USD22,23 per ounce, level terendah sejak November 2020.

/p>

Platinum anjlok 3,5 persen menjadi USD908,52 per ounce, sementara palladium merosot 6,4 persen, terbesar sejak pertengahan Juni, menjadi USD1.888,24 per ounce.

/p>

Harga logam  autocatalyst  itu tidak mungkin rebound sampai lingkungan permintaan mulai terlihat lebih baik, ungkap Melek. (git/fin)

/p>

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com