JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot ditutup melemah ke level Rp14.414 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (20/8).
/p>
Sementara itu berdasarkan kurs JISDOR Bank Indonesia, mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp14.464 dibandingkan dengan hari sebelumnya di level Rp14.384.
/p>
Direktur PT. TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar telah didorong lebih tinggi oleh ekspektasi Federal Reserve AS (The Fed) dapat mulai mengurangi stimulus tahun ini, seperti yang disarankan oleh risalah dari pertemuan terbaru The Fed.
/p>
Risalah pertemuan tersebut mengisyaratkan bahwa pengurangan aset dapat dimulai segera setelah 2021, juga terus memberikan dorongan pada mata uang AS. Investor sekarang akan menantikan simposium Jackson Hole Fed, yang berlangsung dari 26 hingga 28 Agustus, untuk petunjuk lebih lanjut tentang penurunan aset dan jadwal kenaikan suku bunga.
/p>
"Selain itu, Ketidakpastian yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh meningkatnya kasus Covid-19 secara global dan penyebaran varian Delta yang tak henti-hentinya yang cenderung naik dalam periode ketidakpastian, tetapi angka ekonomi yang relatif positif dari AS telah memberi dolar kesempatan untuk menguat," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (20/8).
/p>
Sementara itu dari sisi internal, pasar merespon negatif terhadap rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang mengalami defisit, walaupun pertumbuhan ekonomi di Kuartal II-2021 mengalami kenaikan di 7,07 persen. Namun demikian kenaikan PDB Kuartal II-2021 tidak bisa menopang kenaikan NPI.
/p>
Dalam rilisnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan, NPI pada kuartal II-2021 berada di posisi defisit USD 450 juta. Memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus luar biasa hingga mencapai USD 4,06 miliar. NPI terdiri dari dua pos besar yaitu transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial.
/p>
"Transaksi berjalan menggambarkan arus masuk-keluar devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa, pendapatan primer, serta pendapatan sekunder. Keluar masuk devisa di pos ini lebih stabil ketimbang pos transaksi modal dan finansial yang cepat datang dan pergi. Sehingga current account akan memberikan dampak yang cukup besar ke pergerakan rupiah," jelasnya.
/p>
Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang besar tidak mampu ditutup oleh pos transaksi modal dan finansial yang surplus USD 1,92 miliar pada kuartal II-2021. Sementara transaksi berjalan mengalami defisit USD 2,23 miliar atau 0,77% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus USD 1,06 miliar (0,38 persen PDB).
/p>
Meski transaksi berjalan mengalami defisit dalam 2 kuartal beruntun, tetapi hal tersebut memberikan gambaran roda perekonomian dunia yang kembali berputar. Dibandingkan ketika surplus pada kuartal III dan IV-2020, saat itu roda perekonomian nyaris terhenti akibat penerapan pembatasan sosial hingga lockdown di berbagai negara.
/p>
Secara bersamaan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap sejumlah provinsi di Indonesia masih berada di tingkat penularan tinggi di Bali dan DI Yogyakarta masuk kelompok ini. Laporan WHO tersebut tertuang dalam Situation Report-68 yang dirilis oleh WHO pada Kamis (19/8/2021). Situation report ini rutin dirilis setiap pekan oleh WHO. Ini merupakan laporan per 18 Agustus 2021.
/p>
"Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Tengah tetap berada di level tertinggi penularan komunitas (CT4) dalam kasus mingguan Covid-19 per 100 ribu populasi, jumlah mingguan yang terkonfirmasi," tulis WHO dalam laporannya, seperti disampaikan Ibrahim.
/p>
Selain itu, tingkat kematian per 100 ribu populasi masih tinggi. WHO menyarankan pembatasan tetap dilakukan dan vaksinasi Corona dipercepat.
/p>
"Jumlah kasus harian terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia terus menurun. Namun, jumlah tes yang dilakukan di negara ini juga menurun. Selama sepekan, yakni 5-11 Agustus, Satuan Tugas (Satgas) melaporkan bahwa jumlah orang yang diuji adalah 930.513: penurunan dari total 1.008.665 orang diuji selama minggu sebelumnya. Pada 18 Agustus, jumlah orang yang diuji per hari telah turun menjadi 78.626," ungkapnya.
/p>
Sedangkan untuk perdagangan minggu depan tepatnya Senin (23/8), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.450 - Rp14.500 per dolar AS. (git/fin)