JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp14.402 pada penutupan perdagangan pasar spot Kamis (19/8) sore. Posisi tersebut melemah 0,21 persen dibandingkan perdagangan Rabu (18/8) sore di level Rp14.372 per dolar AS.
/p>
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah pada posisi Rp14.414 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.384 per dolar AS.
/p>
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa rupiah melemah karena dolar AS naik ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir terhadap euro dan mata uang Australia dan Selandia Baru pada hari Kamis.
/p>
"Ini karena efek The Federal Reserve sepakat bahwa pengurangan stimulus akan dimulai tahun ini," kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (19/8).
/p>
Dalam risalah pertemuan 27-28 Juli yang dirilis semalam, pejabat The Fed melihat potensi untuk mengurangi stimulus pembelian obligasi tahun ini jika ekonomi terus membaik seperti yang diharapkan, meskipun kondisi "kemajuan lebih lanjut yang substansial" menuju lapangan kerja maksimum belum tercapai.
/p>
"Pengurangan pembelian utang biasanya positif untuk dolar karena itu berarti The Fed tidak akan membanjiri sistem keuangan dengan uang tunai," ujar Ibrahim.
/p>
Fokus investor sekarang bergeser ke Simposium Jackson Hole, wyoming tahunan yang berlangsung 26-28 Agustus minggu depan, di mana para pelaku pasar akan mengamati dengan cermat pidato utama Ketua Fed Powell untuk setiap petunjuk tentang waktu pengumuman pengurangan pembelian obligasi.
/p>
Dari dalam negeri, perlambatan ekonomi semakin terasa akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) yang lebih ketat sejak awal bulan lalu. Ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah hari ini.
/p>
"Walaupun data pertumbuhan ekonomi di Kuartal Kedua di 7,07 persen namun memasuki bulan Juli-Agustus sudah terjadi stagnasi ekonomi dan ini bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang lesu terutama daya beli (konsumsi) masyarakat yang masih lambat," jelas Ibrahim. (git/fin)
/p>