News . 28/04/2021, 16:02 WIB
JAKARTA - Varian virus COVID-19 yang dikenal B.1.617 dan terdeteksi pertama kali di India telah tersebar di 17 negara. Indonesia menjadi salah satunya.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam konferensi persnya menyebutkan Varian COVID-19 B.1.617 terdeteksi dari sekitar 1.200 sekuens yang diunggah ke database GISAID. Sebanyak 1.200 sekuens itu diunggah oleh setidaknya 17 negara.
Meski WHO menyebut B.1.617 sebagai varian khusus. Namun, sejauh ini belum dinyatakan sebagai varian yang dikhawatirkan.
Status varian yang dikhawatirkan disebut sebagai varian yang lebih berbahaya dari versi aslinya, baik dalam hal penularan maupun kemampuan virus dalam menghindari perlindungan vaksin.
Selain B.1.617, WHO juga menyebut ada beberapa varian lain di India yang memperlihatkan tren peningkatan transmisi. Diduga kombinasi dari B.1.617 dan beberapa varian lain telah memicu terjadinya gelombang kedua COVID-19 di India.
"Studi telah memperlihatkan bahwa penyebaran COVID-19 di gelombang kedua ini lebih cepat dari yang pertama," tutur WHO.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mutasi virus COVID-19 B1617 sudah masuk Indonesia.
"Sedikit membahas mengenai penyebab pertama bahwa mutasi virus baru meningkatkan kasus di India, bahwa virus itu udah masuk juga di Indonesia," katanya, Senin (26/4).
Dijelaskannya, ada 10 orang Indonesia yang teridenfitikasi terkena Virus Corona varian B1617.
"Enam di antaranya adalah impor, jadi masuk dari luar negeri, empat di antaranya adalah transmisi lokal, ada 2 di Sumatera, 1 di Jawa Barat, dan 1 orang di Kalimantan Selatan," ungkapnya.
Dia pun meminta agar pemerintah daerah terutama di Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan lebih berhati-hati dan selalu mengontrol pandemi COVID-19.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com