JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas geram dengan BUMN PT Pelayaran Nasional (Pelni) yang membatalkan undangan ceramah para ustadz karena dianggap memiliki pemikiran radikalisme.
Anwar Abbas mengaku heran, apalagi Wakil Presiden sendiri merupakan seorang ulama dan juga mantan Ketua MUI.
"Pertanyaan besar bagi saya, di negeri yang Wapresnya mantan Ketua Umum MUI mengapa kok masih ada orang-orang seperti ini (melarang pengajian)," kata Anwar Abbas di kanal YouTube TV One, dikutip, Ahad (11/4).
Anwar Abbas mengatakan, dia akan mengirim surat kepada Wapres Ma'ruf Amin. Dia mengaku mengenal betul dengan sikap Ma'ruf Amin dalam bertoleransi. Juga dalam hal yang bersifat majalul ikhtilaf (perbedaan pendapat) tetapi bersikap tegas dalam hal-hal yang pokok (ushuliyah).
"Beberapa hari ini saya akan menyampaikan secara pribadi surat protes ke wapres," kata Anwar Abbad.
Dia menanyakan keputusan direksi BUMN yang menuduh ada isu radikalisme dengan para Ustad yang diundang.
"Apa yang salah dengan penceramah ini? Buktinya radikal mana?" ujarnya
Dikatakannya, bila memang pengajian itu melanggar ushuliyah, pelarangan ini bisa diterima. Jika hal itu hanya masalah majalul ikhtilaf maka kebijakan memberangus pengajian itu bertentangan dengan sikap Wapres Ma'ruf Amin selama ini.
Sebelumnya, Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budiyarto alias Kang Dede menyebut, kegiatan dengan bertemakan 'Ramadhan Memperkuat dan Memperteguhkan Iman' itu, dibatalkan karena tidak mendapat izin dari jajaran direksi.
"Sehubungan flyer info penceramah dalam kegiatan Ramadhan di lingkungan PT Pelni dari Badan Dakwah Pelni yang sudah beredar luas perlu saya sampaikan bahwa: Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada izin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN," tulis Kang Dede dalam unggahan Twitter-nya yang diposting Kamis (8/4) lalu.
Dede juga mengatakan bahwa para pejabat Pelni yang mengundang para ustad tersebut telah dicopot. Dia menilai, para penceramah yang diundang tersebut kebanyakan mempunyai pemikiran radikalisme.
"Selain itu pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikitpun, BERANGUS," tulisnya.
Sejumlah penceramah atau ulama yang diundang tapi kemudian dibatalkan, diantaranya Ustad Firanda Andirja. KH Cholil Nafis yang juga pengurus MUI Pusat. Ustad Rizal Yuliar Putrananda Ustad Syafiq Riza Basalamah, dan Ustad Subhan Bawazier.
Kristia Budiyarto atau Kang Dede merupakan salah satu pendukung fanatik Joko-Maruf. Dia menjadi relawan pemenang Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019. Kang Dede cukup populer di media sosial. Dirinya merupakan influencer atau Buzzer Jokowi. Dia kemudian diangkat menjadi Komisaris Independen PT Pelni. (dal/fin).